Sign Up to MarketingCraft Newsletter for Free!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Apa yang Dihadapi Dunia Agensi Masa Kini?

By
Dimas Gityandraputra
 •
May 25, 2020

Ada eranya di mana kata "agensi" yang akrab di telinga lebih mengarah ke pemikiran "agensi model atau talent iklan dan foto/ rumahnya pada model", namun kini kata ini semakin populer meski dengan makna yang lebih general dan mengarahkan kita pada "periklanan/advertising dan pegawainya (sering) kerja lembur".

Awalnya, pada abad ke-19, Amerika Serikatlah yang sukses mempopulerkan industri agensi di dunia.  Setelah itu, industri ini terus menjelajah ke berbagai belahan dunia dan sampai di Indonesia pada tahun 1970-an ketika stasiun televisi hadir untuk pertama kalinya.

Perjalanan panjang dunia agensi sejak bertahun-tahun silam sampai hari ini tidaklah selalu mulus, tetapi terus berkembang secara dinamis dan selalu menghadirkan tantangan baru pada setiap periodenya. Misalkan saja ada suatu masa di dalam perkembangan dunia agensi di mana para perusahaan periklanan dipaksa untuk saling merger agar dapat memenuhi tuntutan dari para pengiklan yang semakin keras.

Lalu bagaimana tantangan yang tengah dihadapi oleh industri agensi di era sekarang ini?

Simak penuturan dari para pegiat dunia agensi yang sudah berpengalaman dalam menghadapi tantangan di industri ini.

Aurellia Shinta - Business Director - Society

"Pasar di Indonesia saat ini tidaklah terlalu beragam, terutama pada bidang digital marketing. Kita harus memiliki spesifikasi produk untuk dijual agar dapat bersaing dengan agensi-agensi lainnya. Pemahaman mengenai digital marketing pun tidak seluas bidang itu sendiri. Edukasi juga menjadi satu hal yang selalu diperlukan."

Solusinya: 

"Tetap mengikuti tren dan teknologi yang sedang berkembang saat ini ketika sedang membuat produk dan jasa, juga selalu mengedukasi brand agar tetap beradaptasi dengan teknologi dan tren."

Teguh Kristianto - Project Manager - Noid+

1. Banyak agensi baru bermunculan, yang bahkan belum ada base creative.

2. Tidak ada standar yang jelas terkait terminologi dan knowledge khususnya digital marketing.

3. Brand lebih fokus ke bujet terlebih dahulu, baru ide dan strategi.

4. Mulai banyak internal team yang dimiliki brand, sehingga tidak memerlukan jasa agensi lagi.

5. Ekspektasi yang tidak jelas terkait obyektif dari brand.

6. Sumber daya yang benar-benar memiliki pengalaman di dunia digital agak sulit untuk dicari.

Solusinya: 

1. Membuat pertemuan (gathering) dengan para Agency untuk mendapatkan berbagai perspektif, sebagaimana agency sepatutnya menuntun klien.

2. Mengelola ekspektasi klien dengan mengedukasi dan bukan hanya jualan.

3. Memproduksi konten yang bagus dan terukur sehingga klien dapat lebih memahami mengenai apa yang sedang kita lakukan.

4. Melatih sumber daya yang sudah ada.

5. Perbanyak menghadiri pertemuan dengan para jejaring untuk mendapatkan lebih banyak masukan.

Anindita Dwi Puspita - Head of Media and Partner - Growmint

"Tantangannya adalah untuk membantu klien lebih dari sekadar membangun campaign, tapi juga berusaha memahami business case dan menghadirkan solusi yang terfokus."

Solusinya:

"Cara buat survive, salah satu yang paling dasar adalah komunikasi yang terbuka antara agensi dan klien, work as partner untuk bisa meramu solusi yang paling pas."

Baca juga: Agensi Mengajarkan Anda Hal Ini 

Qisthina Chairani - Associate Media Director - Havas Media

"Market competition dan client knowledge, tidak banyak klien yang bisa berpikir terbuka dan willing untuk mencoba hal baru."

Solusinya:

"Terus menerus give example dan terus memberi update on knowledge."

Opini-opini di atas bisa dibilang menggarisbawahi beberapa tantangan dan solusi yang dihadapi oleh industri agensi di era sekarang ini. Namun bagi yang baru saja terjun di dunia agensi, tentunya bermacam solusi agar dapat terus bertahan akan selalu hadir. KK Tsang selaku founder dari The Bees seperti dilansir dari www.marketing-interactive.com juga mempunyai saran jitu mengenai apa yang harus dilakukan oleh para agensi independent untuk dapat bertahan.

"Banyak independent start-up yang lebih memperlakukan firma mereka sebagai pekerjaan dibanding sebagai bisnis. Padahal mereka memerlukan visi yang lebih besar, karena agensi saling berebut untuk mendapatkan talent yang jumlahnya terbatas. Mempertahankan talenta muda menjadi hal penting bagi kesuksesan bisnis agensi dan juga untuk berkontribusi pada komunitas."

Perkembangan industri agensi memang selalu berjalan dinamis dan menghadirkan tantangan yang berbeda pada setiap periodenya, hal ini membuat agensi dipaksa untuk terus adaptif dengan perubahan yang berjalan sangat cepat di era digital ini. Selain itu, membina hubungan baik dengan klien bisa menjadi satu fondasi kesuksesan bagi agensi di era sekarang ini.

Baca juga: Peluang Menarik Perhatian Konsumen di Bulan Ramadan

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Asupan Marketing Mingguan

Gratis

Artikel-artikel marketing terpercaya

-
-
-
Dapatkan gratis

Langganan Premium

US$ 10 / bulan

8+ tiket webinar marketing gratis setiap bulan
Semua siaran ulang tutorial, diskusi & wawancara
Panduan & riset terdepan di industri
Penawaran eksklusif dari brand & Event VIP
Artikel-artikel marketing terpercaya

Related articles