Sponsored content semakin marak dilakukan oleh brand-brand besar. Apalagi, memang terbukti keefektifannya serta hasilnya yang nyata. Namun terkadang, sponsored content bisa jadi tak berpengaruh dan menjebak jika Anda belum tahu betul cara-cara terbaik dalam melakukannya.
Untuk itu, kami akan menjelaskan hal-hal krusial yang dapat Anda praktikkan dalam campaign sponsored content brand Anda. Tidak hanya krusial, hal-hal ini dapat mengantisipasi penyebaran sponsored content yang buruk.
Setelah Anda mendapatkan agensi atau marketplace yang tepat untuk membantu Anda, tidak salahnya jika sisi brand juga memiliki strategi yang dapat ditawarkan.
Baca Juga: Perbedaan Native Advertising dengan Sponsored Content
Dalam sebuah artikel Izea, sponsored content dijelaskan akan gagal jika kesan “jualan”nya masih tinggi. Ada banyak faktor yang bisa membuat hal ini terjadi. Maka itu, mempelajari lebih jauh tentang sponsored content juga dirasa perlu agar hasilnya maksimal. Berikut penjelasannya:
Siapa sangka kemasan cerita yang menarik dalam sponsored content akan menghasilkan lebih banyak audiens? Keberhasilan sponsored content dalam rangkaian cerita yang menarik sudah dirasakan oleh Women Inmates yang bekerja sama dengan salah satu film serial di Netflix, Orange Is The New Black.
Cerita yang ada di dalamnya tersaji dengan sangat baik. Orange Is The New Black adalah sebuah serial TV yang menceritakan tentang kehidupan para perempuan yang ada di dalam penjara. Dengan rangkaian cerita yang unik dan penuh riset, contoh sponsored content tersebut bahkan meraih Top 1000 Stories oleh The New York Times.
Cerita personal yang terkandung di dalam konten tersebut juga menghadirkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Jadi, merangkai cerita yang menarik dalam sponsored content yang akan Anda hadirkan dapat memberikan hasil akhir yang maksimal. Mempertimbangkan penyajian solusi juga baik untuk sponsored content Anda.
Visual adalah kunci untuk sponsored content. Sebuah studi tahun 2017 menjelaskan bahwa marketers juga lebih memilih sponsored content berbentuk visual dibandingkan bentuk lain. Sebuah konten disponsori Porsche pernah menampilkan representasi visual yang lengkap mulai dari detak jantung dan pola bernapas saat seseorang mengendarai Porsche.
Tidak hanya visual yang disajikan bagus untuk dilihat, hal tersebut juga berhasil men-engage audiens untuk ikut “merasakan” pengalaman tersebut.
Klik disini untuk bekerjasama dengan Publisher terbaik di Asia Tenggara
Sebuah konten akan lebih tajam jika mengajak audiens untuk berpikir, merasakan dan yang paling penting, mengambil aksi. Seperti yang kita ketahui, fungsi Call To Action dalam sebuah sponsored content sangat penting.
Baca Juga: Mengapa Sponsored Content Bagus untuk Strategi Pemasaran
Jika Anda tidak suka berbasa-basi, Telegraph telah membuktikan bahwa CTA yang straight bisa juga menarik aksi dari audiens. “Taste of Australia” yang dilakukan Telegraph menyampaikan CTA yang simple: Daftar untuk memenangkan perjalanan ke lengkap Australia. Bahkan, dalam artikel tersebut mencantumkan sebuah form yang memperbolehkan audiens langsung mendaftar. Konten tersebut membuat audiens dengan senang hati mencantumkan informasi kontak untuk mendapat kesempatan menang. Leads sudah ada di tangan Anda tanpa perlu berbasa-basi dengan CTA.
Kepercayaan audiens dengan brand Anda dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya sponsored content Anda. Tidak ada yang mau merasa tertipu oleh sebuah bagian bersponsor. Ditambah lagi, Federal Trade Commission telah menetapkan persyaratan saklek tentang penjelasan apakah konten tersebut mengandung iklan atau tidak.
Memang, tidak semua sponsored content akan berhasil. Namun apa yang ingin Anda lakukan adalah membuat konten yang akan dibaca dan di-share oleh audiens Anda. Selama Anda dapat membuat audiens tertarik, maka Anda telah membuat sebuah sponsored content yang sukses.