Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa native advertising adalah bentuk konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk serupa dengan konten pada media dan area penempatannya; dan salah satu tipe penerapannya adalah sponsored content.
Lebih lengkap tentang hal di atas, silakan membaca: Apa Itu Native Advertising?
Dari ungkapan di atas, sebetulnya sudah jelas, bahwa native advertising itu berbeda dengan sponsored content.
Native advertising, adalah payung besarnya. Tercakup di dalamnya, bukan hanya sponsored content, tapi juga bentuk iklan native lain, seperti native ad unit atau programmatic native ad. Sementara sponsored content adalah bentuk iklan native yang lebih khusus; uraiannya seperti pada diagram berikut:
Maka itu, kurang tepat jika menyebut konten berbayar in-feed, seperti yang tampil di Google atau Facebook sebagai sponsored content; karena konten semacam itu termasuk jenis iklan native yang berbeda dengan sponsored content.
Sponsored content sendiri merupakan bentuk iklan yang dibuat oleh publisher atau kreator konten, dengan format dan kualitas khas, seperti yang biasa mereka tampilkan; seperti artikel, konten foto, bahkan video.
Contohnya, seperti pada artikel di Kompas.com ini, Di Luar Sekolah, Kenapa Tak Ajak Anak Ikut "Summer Camp"?, kita bisa melihat bahwa konten itu tampil serupa dengan artikel Kompas.com biasanya; mulai dari penempatan judul, gambar pendukung, sampai gaya penulisannya.
Padahal seperti jelas terpampang di awal artikel, disebutkan bahwa artikel tersebut adalah kerja sama Kompas.com dengan Citibank; yang artinya, konten itu adalah sponsored content berbentuk branded content yang ditempatkan Citibank di Kompas.com.
→Klik di sini untuk bekerjasama dengan publisher Terbaik di Asia Tenggara
Selain itu, sponsored content bisa juga dilakukan via akun berpengaruh (influencer) di saluran media sosial; seperti konten dari akun Instagram sarawijayanto yang mengajak sekitar 242 ribu followers-nya (sampai artikel ini ditayangkan) untuk menonton film di Iflix berikut ini:
Jika mengamati penerapan sponsored content —yang lebih alami mengemas pesan pemasaran, agar selaras dengan konten lain yang tampil di portal publisher atau akun media sosial influencer—, konten pada jenis iklan native ini cenderung lebih menarik minat audiens yang disasar.
Sebabnya, karena audiens yang sudah memiliki trust pada publisher atau influencer terkait, relatif lebih nyaman saat mengonsumsi konten yang tampil dengan gaya yang biasa mereka konsumsi. Hal ini pula yang menjadi keunikan dan keunggulan sponsored content, sebagai salah satu bagian dari native advertising.