Lagu ini mungkin masih terngiang di dalam pikiran kita. Karena memang keluarga adalah sesuatu yang paling penting dan selalu ingin kita jaga. Termasuk apa yang dikonsumsi, apa yang dibaca, apa yang ditonton dan lain sebagainya haruslah diperhatikan agar tetap bisa memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi keluarga kecil tersebut.
Dan seiring berjalannya waktu, untuk mendapatkan konten yang "sehat", perilaku para orangtua di era digital ini sudah tidak lagi sama. Misalnya saja untuk mengetahui berbagai masukan seputarparenting atau ketika ingin memenuhi berbagai macam kebutuhan mereka tersebut, kini mencari tahu lewat internet akan menjadi solusi terbaik bagi mereka.
Bicara hal ini, pada 15 Agustus 2018 lalu, GetCraft mengadakan acara Jakarta Content Marketing Meetup (JCMM) dengan tema “Keeping Up with Modern Parents” yang diadakan di William’s SCBD. Pada kesempatan itu, para panelis saling berdiskusi mengenai seperti apa perubahan orangtua dan keluarga di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini sehingga menyebabkan perubahan pola perilaku konsumen, konsumsi media dan perspektif mereka terhadap parenting, kids dan baby brand.
Baca Juga: Content Marketing Masterclass : Tips Mencapai Tujuan Bisnis Anda
“Pada 2013, orangtua yang menggunakan internet secara rutin setiap harinya hanya sebesar 20%. Sementara pada 2017, orangtua pengguna internet berkembang menjadi 45%,” begitu ungkap Krisetiadi Purwanto, Director Nielsen Indonesia pada acara JCMM.
Perubahan pola perilaku orangtua ini memang tidak bisa terlepas dari perkembangan internet. Dunia digital seakan menjadi media baru bagi para ibu untuk mencari tahu segala jawaban soal permasalahan mereka tentang keluarga. “Sekarang guru bagi para ibu itu adalah internet. 65% dari mereka akan lari ke internet untuk mencari bantuan yang berhubungan dengan parenting,” ujar Titi dari Tickled Media.
Selain itu, perubahan pola perilaku lain yang dirasakan oleh para orangtua modern ini adalah cara mereka mengonsumsi media. Tickled Media juga mengungkapkan bahwa ada dua poin penting dalam perubahan konsumsi media ini:
1. Beberapa perubahan drastis pada konsumsi media orangtua modern antara lain dari segi:
- When: Kini para ibu aktif menggunakan handphone mereka pada saat malam hari.
- What: Konten atau pun masukan-masukan soal parenting saat ini mereka dapatkan dari internet.
- Why: Bagi mereka, parenting adalah dunia mereka sekarang. Bahkan, sosialisasi mereka juga sudah berubah. Para orangtua modern ini lebih suka untuk bertemu secara online dibanding bertatap muka secara langsung (kecuali jika diperbolehkan membawa anak-anak mereka).
Klik disini untuk bekerjasama dengan Influencer terbaik di Asia Tenggara
2. Pekerjaan ibu modern zaman sekarang ini adalah Chief Household Officer.
Karena saat ini, 98% pembelian kebutuhan rumah tangga adalah pengaruh keputusan sang ibu. Bukan hanya seputar belanjaan saja, tetapi juga pembelian yang membutuhkan keputusan besar seperti; membeli rumah, mobil, asuransi, pendidikan anak dan lain-lain.
Karena perubahan pola perilaku para orangtua modern ini, membuat berbagai brand parenting harus memikirkan kreativitas baru dalam membangun konten agar bisa meraih atensi para orangtua muda ini.
Dengan perkembangan dunia digital ini, tentunya tidak sedikit brand parenting yang memanfaatkan konten di internet untuk bisa menarik perhatian dari para orangtua muda. Karena konten sendiri mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi keputusan pembelian bagi masyarakat. Namun menurut Rahmat Hidayat, Founder & Counselor ID_AyahASI, mengetahui behavior dari para orangtua muda ini adalah kunci bagi para brand agar produk mereka itu bisa laku dipasaran.
Dan beruntungnya, dengan adanya media sosial membuat para brand dapat lebih mudah mengetahui konten seperti apa yang paling dicari oleh ayah dan ibu di zaman sekarang ini. “Pertanyaan mamah muda di media sosial yaitu, 58% ibu baru ingin tahu tentang menyusui,” kata Rahmat Hidayat lagi.
Bukan hanya itu saja, ada juga dua konten yang paling dicari oleh para orangtua dari suatu brand. Menurut Titi dari Tickled Media, 46% ibu muda mencari tahu soal produk terbaru dan penawaran yang ditawarkan oleh brand. Lalu 43% lainnya mencari konten yang berhubungan dengan diskon dan kupon.
Konten memang merupakan satu hal yang penting bagi brand untuk dapat menarik minat masyarakat. Tetapi website sebagai rumah dari para konten itu juga perlu diperhatikan. “Di atas 80% pencarian itu mobile search. Jadi pastikan website tersebut mobile friendly, dengan loading time kurang dari 3 detik,” ucap Ariani Dwijayanti, Industry Analyst Google Indonesia.
Baca Juga: Tips Pemasaran Konten Olahraga untuk Menarik Perhatian Konsumen
Memasarkan konten parenting agar bisa meningkatkan penjualan produk memang perlu untuk mempertimbangkan perubahan pola perilaku dari para orangtua modern ini. Dan salah satu strategi penting bagi parenting brand untuk mendapatkan perhatian audiens adalah, “berani bereksperimen, karena belum ada brand yang memiliki winning formula,” ujar Krisetiadi menutup JCMM malam itu.