Beberapa hasil studi sudah menunjukkan bahwa konten visual lebih efektif dalam menarik minat audiens, memiliki tingkat keterlibatan (engagement) yang lebih tinggi, serta kerap difavoritkan.
32% marketers menyatakan bahwa konten visual adalah konten yang menjadi pilihan utama mereka dalam melakukan kampanye pemasaran.
51% marketers B2B juga menyatakan bahwa mereka lebih memilih menggunakan konten visual sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka.
Dan, sudiens ternyata 323% lebih mudah menerima informasi secara visual daripada konten yang hanya berisi tulisan.
Baca Juga: 20 Fakta tentang Kenapa Konten Visual Efektif Mendukung Content Marketing
Tetapi di sisi lain, dalam memproduksi konten visual untuk kampanye pemasaran digital, marketers juga perlu memperhatikan beberapa hal untuk dilakukan dan dihindari untuk dilakukan, yaitu:
Gagal dalam membuat perencanaan sama juga dengan merencanakan kegagalan. Karena itu, dalam membuat konten visual brand membutuhkan strategi yang jelas untuk menghindari kegagalan tersebut.
Salah satu fungsi dari menayangkan konten berbentuk visual adalah supaya brand dapat meningkatkan keterlibatan audiens. Dan untuk mencapai hal tersebut, konten visual harus memiliki beberapa fitur, seperti memikat audiens, padat informasi, dan yang terpenting, relevan dengan brand yang dipasarkan.
Strategi konten visual tidaklah sekadar merefleksikan brand yang sedang dipasarkan, tetapi strategi itu juga harus mampu melaksanakan misi brand yang telah ditentukan sejak awal.
Seringkali kreator konten visual memiliki hasrat untuk menunjukkan keahlian teknis desain visualnya pada konten yang diproduksinya dengan mengaplikasikan efek-efek visual atau teknik desain yang canggih pada konten visual. Namun, terkadang ketika menonjolkan efek visual tersebut, pesan-pesan yang ingin disampaikan malah menjadi kabur dan sulit dipahami.
Karena itu, dalam memproduksi konten visual, hal yang penting diutamakan adalah menyampaikan pesan brand secara jelas kepada audiens. Sementara, efek visual dan teknik desain dapat digunakan sebagai faktor penunjang untuk menambah keindahan konten.
Memproduksi konten visual untuk kampanye pemasaran bukan sekadar membuat materi digital visual saja. Karena tujuan dari menayangkan konten berbentuk visual adalah supaya dapat mempengaruhi audiens untuk mengambil keputusan sesuai yang diharapkan brand.
Dan konten visual dapat mempengaruhi audiens untuk mengambil tindakan ketika dapat memberikan nilai kepada mereka, seperti, menarik, informatif atau menghibur.
Maka itu, brand perlu menentukan tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga konten yang dibuat dapat menjadi sumber informasi yang memikat dan berguna bagi audiens dalam jangka waktu yang panjang.
Apabila konten yang diproduksi hendak didistribusikan melalui media sosial, maka konten tersebut perlu diproduksi menggunakan rasio dimensi, jenis file, dan ukuran file yang ideal sesuai kebutuhan masing-masing platform media sosial.
Tiap platform media sosial memiliki standar ideal tersendiri untuk rasio dimensi foto 2D atau video, jenis file, dan ukuran file. Konten visual yang tidak sesuai, mengakibatkan tampilan yang tidak maksimal sehingga dapat mengurangi ketertarikan audiens terhadap konten tersebut.
Saat ini, setiap harinya audiens sudah dibanjiri dengan begitu banyak konten yang tersaji di berbagai media. Maka, konten yang tidak segar, atau terlalu mirip dengan konten lain yang pernah tayang sebelumnya, akan sulit sekali menarik perhatian audiens. Dan pada akhirnya, tujuan brand pun menjadi tidak berhasil dicapai.
Bukan berarti brand tidak boleh menggunakan konten lain sebagai sumber ide atau inspirasi. Namun sebaiknya brand tetap harus menampilkan sesuatu yang baru pada konten visual yang diproduksi tersebut.
Selain segar, konten visual sebaiknya relevan dengan brand yang sedang dipasarkan dan pesanyang ingin disampaikan. Karena, jika konten visual hanya berhasil meningkatkan keterlibatan audiens, tetapi tidak relevan dengan brand dan pesan yang ingin disampaikan, maka konten tadi akan menjadi tidak berguna bagi brand terkait.