Influencer Marketing adalah salah satu jenis pemasaran digital yang efektif ketika dilakukan dengan tepat.
Meskipun memiliki banyak perkembangan dan kebijakan-kebijakan baru dalam teknologi yang dapat mempengaruhi segala hal dalam dunia influencer marketing, namun strategi ini masih akan tetap meningkat kebutuhan dan penggunaannya oleh para brand.
Berdasarkan majalah Forbes, 39% dari para marketers berencana untuk meningkatkan anggarannya untuk Influencer Marketing di tahun 2020 dan total nilai belanja untuk Influencer Marketing akan berkisar sekitar USD 10 milyar.
Dan sampai hari ini banyak brand terus memiliki keinginan untuk melakukan influencer marketing, karena terbukti 81% marketers yang pernah melakukan Influencer Marketing menyatakan bahwa Influencer Marketing efektif.
Baca juga: Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Kalau taktik ini memang terbukti efektif dan perlu untuk dilakukan, lalu bagaimana cara mengukur keberhasilannya? Untuk bisa mengukur keberhasilan influencer marketing, maka brand perlu mengaitkainnya dengan tujuan awal yang ditetapkan sebelum menjalankannya.
Secara umum, marketers melakukan influencer marketing untuk salah satu dari ketiga tujuan ini, yaitu: meningkatkan brand awareness, membina hubungan dengan audiens, calon pelanggan atau pelanggan tetap, dan meningkatkan penjualan.
Apabila meningkatkan brand awareness adalah tujuan dalam melakukan influencer marketing, brand bisa meminta para influencers untuk melakukan beberapa hal agar mempermudah pengukuran keberhasilannya nanti. Misalnya meminta influencers mengajak para followers-nya untuk menjadi mengikuti akun media sosial milik brand , membagikan atau repost konten yang di-posting dengan menggunakan hashtags yang seragam, mention beberapa temannya pada konten yang di-posting oleh Influencers, atau melakukan tanya-jawab dengan influencers tentang brand yang sedang diperkenalkan di kolom komentar.
Cara untuk mengukur keberhasilannya pun berbeda-beda sesuai dengan metode yang digunakan:
Tentunya, untuk memotivasi para pengikut influencers agar mau melakukan hal-hal tersebut, influencers kita bisa menjadi sponsor untuk memberikan beragam hadiah, seperti produk gratis, kupon diskon, atau suvenir.
Untuk kampanye influencer marketing dengan anggaran besar, agar dapat mengukur brand awareness dengan lebih akurat, brand dapat meminta bantuan lembaga atau perusahaan riset pasar melakukan survei atau riset pasar berbayar yang sudah terpercaya.
Seandainya influencer marketing dilakukan dengan tujuan untuk membina hubungan dengan audiens dan pelanggan, influencers bisa meminta para pengikutnya untuk melakukan tanya-jawab atau memberikan kuis pada konten yang mereka posting.
Kualitas dan kuantitas percakapan antara audiens atau pelanggan dengan Influencers atau pemilik brand tersebut bisa dijadikan ukuran keberhasilan kampanye influencer marketing ini.
Tujuan meningkatkan penjualan dalam melakukan influencer marketing adalah objektif yang paling mudah diukur keberhasilannya. Agar memudahkan pengukuran peningkatan penjualan yang terjadi, para pengikut influencers bisa diminta untuk menggunakan kode diskon khusus dari konten yang di-posting influencers ketika sedang membeli produk pemilik brand, sehingga peningkatan penjualan yang terjadi bisa dipisahkan mana yang memang berasal dari influencers dan mana yang bukan.
Apabila brand menggunakan beberapa influencer secara bersamaan, sebaiknya bedakan setiap kode diskon influencers, sehingga bisa dihitung peningkatan penjualan yang terjadi karena masing-masing influencer/secara perorangan.