Launching sebuah produk baru itu bagai pedang bermata dua. Kadang kala bisa membuat produk tersebut meledak di tengah masyarakat luas, tetapi tanpa persiapan yang matang, launching produk justru bisa membuat kerugian yang cukup buruk bagi sebuah brand.
Karena itu membangun sebuah hype di tengah masyarakat sebelum dan ketika produk tersebut diluncurkan menjadi satu kekuatan utama yang bisa membuat produk tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Tetapi untuk bisa mendapatkan antusiasme masyarakat terhadap produk baru yang akan dipasarkan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan strategi yang matang untuk bisa membuat produk tersebut sudah menjadi pembicaraan khalayak banyak sebelum benar-benar terjun ke tengah masyarakat.
The Harvard Bussiness Review menyebutkan, alasan utama gagalnya sebuah produk ketika diluncurkan karena mereka sering melupakan riset. Uji coba, mengupas data serta ulasan dari para pengguna menjadi satu kunci sukses keberhasilan peluncuran sebuah produk baru.
Di era sekarang ini, media sosial menjadi satu kebutuhan yang sangat sulit untuk dilepaskan dari kegiatan masyarakat. Dan itu membuat media sosial mempunyai peranan penting untuk membangun antusiasme masyarakat sebelum produk itu benar-benar sudah beredar di tengah masyarakat. Dan banyak pula yang bisa dilakukan dengan memannfaatkan sosial media tersebut. Misalkan saja dengan membuat unique hashtag yang mudah diingat oleh masyarakat atau membuat countdown sebelum produk diluncurkan, atau bisa juga dengan menampilkan behind the scene dari produk baru itu. Melalui sosial media, brand juga bisa membuat update reguler dari produk baru yang akan diluncurkan tersebut untuk menambah antusiasme dari masyarakat.
Sesuatu yang bikin penasaran kerap menarik bagi banyak orang, dan Teaser Campaign yang penuh misteri bisa menjadi cara untuk menumbuhkan minat masyarakat ketika produk baru itu di-launching ke khalayak. Ini juga merupakan salah satu taktik terbaik agar masyakarat semakin mencari tahu dan terus menyelami produk baru yang membuat mereka penasaran tersebut/dari awareness terhadap adanya produk baru, digiring agar menyentuh minat/interest dari si calon konsumer. Obyektifnya adalah membuat para konsumen mengetahui bahwa ada sesuatu yang menarik akan segera datang, ini bisa jadi langkah awal untuk membuat produk dan brand diperbincangkan.
Ketika ingin meluncurkan sebuah produk baru, janganlah terus-menerus membicarakan soal fitur dan spesifikasi yang ada di dalam produk tersebut atau bagaimana produk itu lebih baik dari para kompetitor, tetapi sampaikan bagaimana produk itu bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada di sekitar masyarakat. Contohnya, ketika permasalahan utama orang-orang yang ingin mengadaptasi healthy lifestyle di Indonesia adalah mahalnya produk-produk makanan sehat, maka Lemonilo.com hadir sebagai solusi, yakni dengan menjual rangkaian produk makanan sehat yang terjangkau harganya.
Metode ini juga bisa menggugah rasa penasaran dan bisa membuat produk baru dan brand tersebut menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh banyak orang. Dan obrolan masyarakat itu menjadi cara yang paling alami untuk menumbuhkan minat para konsumen mengenai produk baru dan brand yang akan diluncurkan. Hampir mirip dengan cara kerja influencer marketing, kekuatan word of mouth dalam pemasaran terbukti efektif. Laporan Global Trust Advertising Nielsen menunjukkan bahwa 83% konsumer mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal. Angka ini lebih tinggi dari iklan di TV, yang dipercaya oleh 63% konsumer.
Baca juga: