Sign Up to MarketingCraft Newsletter for Free!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Membuat Sponsored Content yang Mengundang Minat Audiens

By
Dimas Gityandraputra
 •
May 18, 2020

Banyak strategi marketing yang bisa dilakukan brand untuk mendapat perhatian dari audiens yang disasar. Misalnya, dengan membuat kampanye content marketing, influencer marketing atau bekerja sama dengan publisher untuk membentuk sebuah sponsored content.

Tak dapat dipungkiri, saat ini memang banyak strategi marketing yang terpusat pada konten. Alasannya, menurut riset dari pureB2B.com, sebanyak 70% masyarakat lebih senang mencari tahu informasi mengenai brand melalui sebuah konten dibandingkan iklan tradisional. Dan ini pula yang mendorong para marketers menggunakan sponsored content agar bisa mendapat perhatian dari audiens yang disasar.

Salah satu contohnya, pada tahun 2014, salah satu konten yang paling sukses dari New York Times adalah artikel berjudul “Woman Inmates: Why The Male Model Doesn’t Work”. Dan menariknya artikel ini merupakan sponsored content dari Netflix yang bertujuan untuk mempromosikan salah satu serial mereka, Orange is The New Black.

Melihat contoh di atas, dapat dikatakan bahwa sponsored content memang memiliki kekuatan untuk bisa menarik antusiasme audiens, asalkan bisa dibuat dengan menarik, dan digunakan secara tepat. Dan terkadang hal ini pula yang menjadi tantangan bagi para brand agar bisa menyajikan konten yang tidak hanya sekedar berjualan, tetapi juga mengandung banyak informasi penting yang berguna bagi masyarakat.

Baca Juga: Perbedaan Native Advertising dengan Sponsored Content

Lalu seperti apa cara membuat sebuah sponsored content yang bisa menjaring audiens?

Membuat tipe konten yang sesuai dengan tujuan

Sebelum membuat dan menjalankan campaign sponsored content, salah satu hal penting yang perlu dilakukan oleh seorang marketers adalah mengidentifikasi tujuan. Karena dengan mengetahui objektif tersebut, akan memudahkan kita untuk menentukan tipe konten seperti apa yang perlu dibuat supaya sponsored content tidak menjadi sia-sia dan menembus KPI yang telah ditentukan.

Seperti apa tipe konten yang tepat supaya bisa meningkatkan awareness atau conversion? Untuk lebih jelasnya, silahkan tengok gambar di bawah ini.

Perbedaan Native Advertising dengan Sponsored Content

Transparansi itu penting dalam sponsored content

Sebuah sponsored content itu harus transparan. Kita tidak bisa menggunakan berbagai trik untuk mengelabui audiens bahwa konten yang disajikan itu tidaklah mengandung sponsor, karena hal ini akan berakibat pada turunnya tingkat kepercayaan mereka terhadap brand kita tersebut. Maka itu kita perlu menuliskan "Sponsored Content" pada konten yang disajikan.

Sebuah studi dari Contently menyatakan bahwa, sebanyak 66% pembaca pernah merasa tertipu bahwa artikel yang mereka baca itu adalah sponsored content. Namun, 33% pembaca juga mengakui kalau mereka akan tertarik untuk klik sebuah artikel bersponsor selama itu masih bagian dari editorial dan terlihat menarik.

Karena itu, kita perlu menyatakan secara jelas bahwa artikel yang disajikan itu merupakan bagian dari sponsor, sehingga hal ini akan meningkatkan kredibilitas brand.

Sesuaikan dengan gaya penulisan publisher

Sebuah sponsored content perlu untuk merepresentasikan baik itu brand maupun publisher. Seorang marketers tentu ingin agar konten yang disajikan mengandung nilai dari brand mereka tersebut. Tetapi di satu sisi, publisher adalah sosok yang paling mengenal audiens mereka, dan paling tahu cara untuk menarik keterlibatan (engagement) audiens melalui konten yang disajikan. Dan cara agar konten bisa menarik minat para target audiens adalah menuliskannya dengan gaya penyajian publisher yang sudah dikenal dan dipercaya oleh audiens.

Hal ini pula yang membuat sebuah sponsored content dapat menjadi terasa lebih natural dan juga meningkatkan kepercayaan audiens terhadap konten yang mereka saksikan.

Klik di sini untuk bekerjasama dengan publisher terbaik di Asia Tenggara

Don’t sell, but tell a good story

Walaupun sebuah sponsored content memiliki tujuan bisnis, namun pada dasarnya tetaplah konten. Dan apa yang dicari oleh seseorang melalui konten adalah sebuah cerita atau informasi yang menarik dan bukanlah sebuah iklan. Karena itu ketika sebuah sponsored content secara jelas terlihat seperti sedang berjualan, maka hal ini akan menimbulkan kekecewaan bagi audiens dan akan membuat mereka meninggalkan konten tersebut.

Salah satu tujuan brand bekerja sama dengan publisher yaitu, karena publisher memiliki kekuatan untuk membangun sebuah cerita yang relevan dengan para audiens dan juga autentik. Dan ini menjadi satu kesempatan bagi para brand untuk bisa memberikan informasi dan nilai tambah kepada audiens sekaligus meningkatkan engagement, melalui konten yang bersifat native tersebut.

Menyajikan aset visual seperti gambar atau video

Sebuah konten yang menyajikan beragam aset visual seperti gambar, ilustrasi, grafik, video dan lain sebagainya akan lebih mengundang audiens untuk terus berada di dalamnya dibanding yang hanya berisi tulisan saja. Selain itu, sebuah gambar yang bagus dan relevan akan membuat konten menjadi lebih eye catching serta menarik para pembaca agar mau ikut terlibat pada segala hal yang tersaji di dalam konten tersebut (klik, play, dan lain-lain).

Bukan hanya itu, dengan menyajikan berbagai multimedia juga bisa meningkatkan kemungkinan bagi seseorang untuk mau share konten milik brand terkait di dalam akun pribadi media sosial mereka itu.

Meletakkan produk secara tepat

Salah satu tantangan dalam sponsored content adalah bagaimana cara membuat audiens tertarik dengan suatu produk melalui sebuah konten yang tidak terasa seperti berjualan. Karena itu marketers perlu untuk menjahit konten tersebut secara hati-hati agar yang melihatnya dapat menikmati konten tersebut.

Sebuah nilai produk sebenarnya dapat diletakkan di sisi mana saja dari sebuah artikel. Selama produk tersebut tidak mengganggu alur cerita atau pengalaman pembaca ketika menikmatinya (user experience), serta memiliki relevansi dengan konten yang disajikan.

Peletakan produk pada publisher yang tepat juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh brand. Jangan sampai produk yang berhubungan dengan games tetapi malah diletakkan pada publisher yang menyajikan informasi kecantikan.

Baca Juga: 5 Contoh Sponsored Content yang Kena Sasaran

Memang pada akhirnya sebuah sponsored content bisa membuat para marketers mencapai tujuan bisnis mereka, selama apa yang mereka sajikan itu informatif, dapat memberikan nilai tambah kepada audiens dan tetap dipercaya. Mungkin sponsored content tidak akan meningkatkan penjualan secara instan, tetapi strategi ini memiliki kemampuan untuk membuat para pembacanya menjadi seorang pelanggan yang loyal.

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Asupan Marketing Mingguan

Gratis

Artikel-artikel marketing terpercaya

-
-
-
Dapatkan gratis

Langganan Premium

US$ 10 / bulan

8+ tiket webinar marketing gratis setiap bulan
Semua siaran ulang tutorial, diskusi & wawancara
Panduan & riset terdepan di industri
Penawaran eksklusif dari brand & Event VIP
Artikel-artikel marketing terpercaya

Related articles