Agar Makin Sukses, Ini yang Perlu Diketahui Influencer Media Sosial

Posted by Syarief Hidayatullah on Sep 6, 2018 2:12:05 PM

“Wah, 10 juta per posting??? Enak ya jadi influencer, sekali posting di Instagram dapet 10 juta!”

Begitu kira-kira kebanyakan komentar yang mungkin pernah kita dengar saat ada yang mengetahui harga atau tarif konten berbayar influencer media sosial. Atau mungkin menerima komentar bernada protes dari calon klien yang menyatakan, “Oh, mahal ya harganya…”

Hal itu bisa jadi karena calon klien atau banyak orang melihatnya hanya dari sisi harga per konten di media sosial, misalnya Instagram; yang sehari-hari juga mereka gunakan. Karena mereka (mungkin) merasa kalau posting di media sosial itu mudah, jadi ada rasa kaget atau tercengang saat tahu kalau satu kali posting bisa dijual sampai Rp10 juta, misalnya.

Dan karena kelihatannya influencer media sosial bisa mendapatkan banyak uang dengan mudah; jadi banyak orang yang menganggap influencer sebagai peluang usaha dengan keuntungan besar secara instan, asalkan punya banyak followers. Efeknya, ada kreator konten yang (contohnya) punya 10 ribu followers, langsung asal pasang harga Rp10 juta. Not cool!

Bagaimana influencer media sosial mesti merespon hal tersebut?

Soal ini, sebagai influencer media sosial, kamu harus bisa menjelaskan pada orang yang bertanya dan bertanggung jawab pada calon klien terkait harga yang kamu tetapkan untuk menerima project konten berbayar. Selain itu juga, kamu harus menentukan harga jual konten dengan perhitungan yang tepat, dan tidak asal tembak.

Dengan memahami cara menentukan harga, apapun pendapat orang (terutama calon klien) terkait nilai yang kamu tentukan untuk satu kali posting, kamu akan selalu punya penjelasan yang masuk akal.

Karena, menjadi influencer media sosial itu bukan persoalan mudah. Kamu harus kreatif membuat konten yang menarik minat atau ketertarikan orang. Kegiatan itu pun harus dilakukan secara konsisten, agar seiring waktu kredibilitas kamu sebagai content creator terkait topik tertentu semakin kuat.

Itulah alasan pengelola brand tertarik berkolaborasi dengan kamu, dan rela mengeluarkan biaya, untuk hasil yang menguntungkan bisnis mereka. Dan akhirnya, membuat kamu semakin sukses sebagai influencer di media sosial.

Nah, untuk mulai memahami cara menentukan harga tadi, kamu perlu memahami dulu tentang apa yang diharapkan klien, dari kamu sebagai seorang influencer.

 

Hal yang diharapkan klien, dari kolaborasi dengan influencer media sosial

Berdasarkan pengamatan kami di GetCraft, terkait apa yang membuat klien mempertimbangkan dan terus menggunakan influencer tertentu, adalah jaminan hasil; yang biasanya disebut key performance indicator (KPI).

Jika pengelola brand melakukan konten berbayar pada seorang influencer, tentu mereka punya tujuan dan mengharapkan hasil tertentu. Ukuran yang paling lazim digunakan adalah, berapa kali konten itu dilihat oleh audiens yang disasar (views atau impressions), atau jumlah audiens yang melihat konten tersebut (reach atau unique views).

Maka itu, untuk menjadi influencer media sosial yang makin sukses, minimal kamu harus bisa menjamin, ada berapa banyak views atau reach yang bisa dihasilkan dari konten yang kamu buat. Menjamin hasil yang bisa tercapai dari konten berbayar membuat brand value seorang influencer makin baik di mata klien.

Cara menentukan jumlah views atau reach yang bisa dicapai konten berbayar oleh influencer

Gampangnya, ada dua cara untuk menentukan jumlah views atau reach yang bisa kamu tawarkan sebagai influencer.

Pertama, amati rata-rata hasil yang biasa didapatkan dari setiap konten di channel tertentu. Misal, kamu adalah influencer di Instagram, maka untuk mengetahui berapa jumlah reach yang bisa tercapai, dan bisa kamu jamin pada klien sebagai KPI, cek nilai rata-rata reach yang kamu hasilkan dari konten yang sudah tayang selama periode tertentu (misal, tujuh hari).

Contohnya, kamu bisa melakukan langkah berikut ini:

  1. Cek pada 8 September, berapa reach yang bisa kamu capai dari “konten A” (yang di-posting) pada 1 September?
  2. Lakukan hal yang sama untuk sekitar 10 konten lainnya;
  3. Jika rata-rata reach yang bisa dihasilkan dari 10 konten itu sekitar 10,000, bisa disimpulkan bahwa reach yang bisa kamu jamin adalah 1,000.

Kuncinya juga, jangan ragu bahwa kamu bisa mencapai jumlah reach tersebut. Jika ragu, kurangi jumlahnya ke nilai yang kamu yakin bisa capai.

Untuk melakukan hal di atas, jika kamu influencer di Instagram maka akun kamu harus memiliki status Business Profile.

Baca artikel ini: Converting Your Instagram Profile Into A Business Profile, atau cek gambar di bawah.Kedua, kamu bisa menentukan hasil yang bisa kamu capai dan jamin pada klien sebagai KPI dari benchmark berikut ini (meski bukan sebagai keharusan, melainkan patokan nilai atau persentase minimal, yang membuat kamu tetap kompetitif):Ingat, ujung-ujungnya kamu harus yakin bahwa kamu bisa mencapainya.

Jika kamu masih perlu memahami lebih detail tentang bagaimana cara menentukan KPI atau menjamin hasil yang meyakinkan untuk calon klien, kirim pertanyaan kamu pada form di bawah artikel ini.

Setelah mengetahui jumlah views atau reach yang bisa kamu tawarkan sebagai influencer, baru kamu bisa menentukan harga yang kompetitif dan bisa dipertimbangkan secara efisien oleh calon klien.

Cara menentukan harga satu kali posting

Sebelum kita mulai mencari tahu cara menentukan harga satu konten dari influencer media sosial, perlu diketahui dulu juga, berapa standarisasi harga yang dianggap efisien dari sisi pemasaran digital secara keseluruhan.

Berdasarkan berbagai project pemasaran digital yang berjalan di GetCraft selama tiga tahun terakhir, kami mencatat kalau influencer marketing merupakan salah satu saluran pemasaran berbentuk native ads yang lebih efisien ketimbang Google maupun Facebook.Kenapa? Sebab harga rata-rata per jangkauan konten, atau biasa disebut cost per view (CPV), dari influencer marketing lebih murah, karena harga itu termasuk ide kreatif, produksi konten, dan distribusi; sementara untuk Google dan Facebook terlihat lebih murah karena hanya mencakup distribusi, tapi jika ditambahkan ide kreatif dan produksi konten, sebetulnya jadi lebih mahal.

Dan masih merujuk dari data berbagai influencer marketing campaign (untuk hasil yang harus dicapai dalam tujuh hari di Instagram) di GetCraft, cost per view rata-rata sebagai benchmark saat ini adalah USD 0.02 atau IDR 300 (termasuk ide kreatif, produksi konten, dan distribusi).Dari cost per view rata-rata itu, kamu tinggal mengkalikan views atau reach yang sudah diperhitungkan dengan harga per jangkauan konten (misal IDR 300).

Contoh:

  • Jika guaranteed results kamu 10,000 reach di Instagram;
  • Dan dengan cost per view IDR 300;
  • Maka, 10,000 x 300 = 3,000,000;
  • Artinya, harga jual per konten kamu untuk posting di Instagram adalah IDR 3,000,000.

Maka, jika ada yang menilai bahwa harga per konten kamu mahal, kamu bisa menjelaskan value yang dihasilkan dari konten yang kamu hasilkan. Apalagi kalau kamu bisa mencapai CPV IDR 100, tentu peluang klien memilih kamu jadi lebih besar.

Jadi, misalkan kamu memang bisa menjamin 200,000 reach dari satu kali posting di Instagram, dalam tujuh hari; dan kamu mengambil CPV IDR 100, maka harga per konten IDR 20,000,000 (dari 200,000 x IDR 100) jadi sangat wajar.

Dengan demikian…

“Oh, mahal ya harganya…”

Mahal? Ya enggak lah, karena (lagi-lagi) jika dibandingkan dengan Google dan Facebook, efisiensi cost yang kamu tawarkan ke klien kan lebih murah. Meaning, good deal for good stuff!

Jika sudah di tahap ini, artinya kamu sudah selangkah lebih maju untuk menjadi influencer media sosial yang lebih sukses; karena kamu tidak hanya menjamin kualitas konten, tapi juga hasil yang bisa kamu capai sebagai business value untuk ditawarkan pada klien.

Kalau ada yang ingin ditanyakan, kamu bisa hubungi kami melalui form berikut ini:

Foto opening: Alice Donovan Rouse on Unsplash

Topics: Educating, Influencer Marketing

Related articles