William Utomo: Bisnis Media Harus Fokus dan Konsisten

Posted by Syarief Hidayatullah on Feb 5, 2018 1:59:42 PM

Jika Anda suka mengonsumsi berbagai konten dari media di luar negeri, mungkin Anda familier dengan Buzzfeed. Media garapan Jonah Peretti sejak 2006 itu kini jadi salah satu benchmark utama media daring di era terkini; terutama terkait kemampuannya membuat konten menyebar luas di dunia maya, alias viral.

Sejak Buzzfeed populer, banyak media massa yang berupaya mengamati dan mengadaptasi pola operasionalnya, dengan harapan bisa mengikuti kesuksesannya. Tak hanya media massa, kemampuan Buzzfeed menangkap dan mengolah tren secara kreatif juga jadi bahan kajian di berbagai pusat dan lembaga studi media.

Salah satu yang sangat tertarik dengan Buzzfeed adalah William Putra Utomo, pendiri sekaligus Chief Operating Officer IDN Media, yang menaungi berbagai lini bisnis di bidang media massa, termasuk di antaranya, portal informasi IDN Times.Berbekal ketertarikannya dengan cara Buzzfeed mendobrak industri media massa global, lelaki yang akrab disapa Will ini mempelajari dan menggali dalam tentang berbagai hal seputar Buzzfeed. Mulai dari kontennya, cara mereka beroperasi, sampai strategi monetisasi.

Meski ia mengaku tidak punya latar belakang di bisnis media massa, nyatanya, Will berhasil mengembangkan IDN Media, dengan IDN Times sebagai pilar utamanya, dari menjaring 100 ribu pembaca per bulan pada 2014, hingga kini menjadi lebih dari 50 juta pembaca per bulan; atau hanya sekitar 3 (tiga) tahun sejak IDN Times mulai dikonsumsi publik.

Berikut ini, obrolan ringkas The Crafters, dengan lelaki berusia 25 tahun yang pernah masuk dalam 30 figur Forbes Under 30 ini:

Apa hal yang seringkali menginspirasi Anda untuk melakukan sesuatu, atau berkarya?

Dari mengerjakan sesuatu yang saya yakini memberikan impact positif buat masyarakat —dalam hal ini, menyajikan berbagai informasi yang relevan untuk generasi muda, yang tergolong Millennials dan Gen-Z— saya jadi mendapatkan kesempatan menerima ucapan terima kasih, kritik keras, sampai berbagai bentuk testimonial dari banyak pihak.

Semua itulah yang menginspirasi dan membuat saya untuk terus bekerja dan mengusahakan karya yang lebih baik lagi.

Apa ide besar di balik IDN Times? Dan bagaimana hari-hari awal dalam pengembangannya?

Ketika memulai IDN Times, yang di kepala kami hanya satu: Kami ingin menyediakan informasi yang relevan dan berguna untuk Millennials dan Gen-Z. Awalnya kami hanya melayani sekitar 100 ribu pembaca per bulan; dan kini, kami berhadapan dengan lebih dari 50 juta pembaca per bulan.

Lalu, saat masih di masa awal, kami hanya menulis artikel untuk ditayangkan di portal saja; tapi kini, kami menyajikan beragam bentuk informasi dalam berbagai format, mulai dari artikel, video, konser musik, konfrensi, bazaar, lalu juga melalui berbagai platform, mulai dari Instagram, sampai LINE.

Meski sudah berkembang jauh dari awalnya, tujuan kami masih sama dengan apa yang kami sasar di hari pertama IDN Times. Saat ini, perusahaan sudah berkembang pesat, dan saya sangat bersyukur.

Banyak yang bilang dan mengalami sendiri, bahwa bisnis media termasuk yang paling sulit dikembangkan, apa yang membuat Anda yakin menjalaninya?

Sejujurnya, saya tidak pernah benar-benar yakin. Dan ya saya tahu, bahkan ada mitos yang menyebutkan kalau perusahaan media perlu setidaknya 10 tahun untuk balik modal, dan itu pun sempat membuat saya takut.

Tapi, sejak hari pertama menjalani hal ini, saya lebih banyak berpikir tentang bagaimana kami bisa membuat dan menyajikan informasi yang tepat untuk audiens yang kami sasar, sembari (tentunya) memikirkan aspek lain, seperti gaji karyawan, ongkos sewa, dan lainnya.

Seiring waktu, karena kami fokus pada produk yang baik, dan pengembangannya, bisnis pun turut berkembang.

Menurut Anda sendiri, seperti apa industri media di Indonesia saat ini?

Saya pikir, saat ini industri media di Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif. Dan yang jelas, kita butuh lebih banyak pemain dan pelaku industri untuk memerangi the bad guys yang suka menyebarkan hoax dan fake news.

Kembali ke soal bisnis, menurut Anda, apa yang penting diperhatikan terkait hal ini?

Dari sisi bisnis, saya melihat masih terlalu banyak budget marketing yang terbuang untuk iklan yang tidak mengarah pada audiens yang tepat, atau untargeted ads.

Salah satu tantangan yang harus dihadapi para pemain bisnis ini adalah menemukan cara mempertemukan brand dengan audiens yang tepat.[edgtf_blockquote show_mark="yes" text="Untuk jadi media yang bagus, kita harus fokus membuat konten yang dibutuhkan pembaca, serta mendominasi berbagai saluran distribusi." color="#45ada8"]

OK, lalu di IDN Times saat ini, apa kultur atau pola kerja yang Anda terapkan?

Etos kerja yang positif, keinginan belajar yang tinggi, open minded, dan berorientasi pada kebutuhan audiens atau pembaca.

Dengan modal itu, bagaimana Anda membayangkan IDN Times pada (sebut saja) 5 tahun ke depan?

#1 Digital Media Company in Indonesia and Southeast Asia

Bagaimana tepatnya Anda akan mencapainya?

Fokus membuat dan menyajikan konten yang bagus dan dibutuhkan pembaca, serta mendominasi berbagai saluran distribusi konten.

Dari yang saat ini dikerjakan, menurut Anda, bagaimana hal itu akan mempengaruhi industri media dan ekonomi kreatif secara keseluruhan?

Jika kami tetap fokus pada tujuan utama kami, kami akan mendapatkan kepercayaan dari audiens. Dan begitu kami meraih kepercayaan mereka, maka kami jadi memiliki pengaruh terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

Pada titik kami bisa mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, kami akan memastikan bahwa kami akan selalu memberikan pengaruh positif pada hidup mereka, dan pilihan-pilihan yang mereka ambil.

Saat hal itu terjadi, harapannya kami menjadi bagian dari generasi muda Indonesia yang cerdas dan kreatif.

Jika ada peminat media yang tertarik untuk membangun medianya sendiri, dan ikut terjun ke industri ini, apa pesan yang Anda ingin sampaikan?

Pastikan, Anda memiliki prinsip dan tujuan yang solid dan kuat.

Topics: Empowering, Figures, Editor Picks

Related articles