Tips Bikin Konten Video Berkualitas

Posted by Kalya Risangdaru on May 31, 2018 12:56:07 PM

Konten video banyak diperkirakan akan menjadi masa depan cerah bagi strategi content marketing. Seperti yang dijelaskan Forbes, bentuk video konten menonjol karena di dunia yang serba cepat ini, bentuk tersebut mencakup value, relevansi dan fleksibilitas yang diinginkan oleh orang yang menontonnya.

Sebagi kreator video, keuntungan-keuntungan lain yang bisa Anda tawarkan kepada klien seperti menambah video dalam email marketing dapat meningkatkan 200-300% click boost dan 64% konsumen akan membeli produk setelah melihat video marketing yang baik, juga dapat menambah alasan untuk terus melakukan produksi video.

Baca juga: Sederet Hal Penting untuk Persiapan Produksi Video

Lantas bagaimana membuat konten berkualitas di dalam video yang Anda produksi? Kami berkesempatan mengundang tiga orang videografer andal dalam acara Indonesia Creative Meetup vol. 5 yang berjudul Digital Video Production: Is Good, Cheap and Fast Even Possible? Hadir di panel sebagai pembicara yaitu Agni RaraswulanRenny Fernandez dan Wayan Ixora. Ketiga pembicara memberikan sejumlah tips untuk menggarap video, sekaligus memastikan bahwa konten yang Anda buat di dalamnya berkualitas.

Mengerti klien

Sebagai kreator, mungkin salah satu tantangan terbesar Anda adalah merangkai brief klien sedemikian rupa. “Sebagai videografer, Anda harus dapat align dengan klien. Definisi bagus untuk mereka seperti apa?” jelas Agni, seorang Program Director dari SKWAD Media.

Wayan Ixora menambahkan bahwa keputusan klien umumnya terbagi menjadi dua: konten soft selling atau hard selling. Apapun pilihan mereka, sebagai videografer, meng-crafting-nya dengan baik adalah tanggung jawab Anda. “Jika klien suka konten soft selling, maka tingkatkan kualitas story telling. Jika pilihan mereka jatuh pada konten hard selling, Anda dapat meningkatkan kualitas pengambilan gambar Anda,” jelas Wayan yang sudah bergelut di Youtube sebagai kreator selama beberapa tahun.

Baca juga: 5 Ramuan untuk Membuat Video Viral

Perlu Anda perhatikan juga tentang cost produksi dalam masing-masing konten. Jika bicara soal pengambilan gambar dengan kualitas baik, maka peminjaman alat juga memerlukan cost lebih. Sebaliknya, jika Anda memutuskan membuat konten soft selling dengan story telling yang unik, Renny Fernandez menambahkan bahwa kita juga perlu memperhatikan kompetitor. “Kalau sudah banyak yang membuat konten setipe, untuk apa membuat hal yang serupa?” jelasnya.

Tren video di masa depan

“Pelajari industrinya,” adalah hal yang terus ditekankan oleh para videografer yang hadir di panel pembicara pada tanggal 21 Mei 2018 lalu. Karena video marketing menjadi salah satu konten yang paling cepat berkembang di luar sana, industrinya yang dinamis harus selalu diperhatikan. Namun, di Indonesia, konten-konten dengan nilai lokal yang tinggi dipercaya akan terus meningkat di masa mendatang.

Renny Fernandez, seorang Film Director yang sudah lama berkecimpung di dunia filmography dan videography beranggapan bahwa nantinya, banyak orang akan semakin menghindari ads yang muncul. Maka itu, peralihan penonton dari layar kaca (TV) ke YouTube, Netflix, dan sebagainya patut diperhatikan oleh para videografer.[edgtf_blockquote show_mark="yes" text="Kalau sudah banyak yang membuat konten setipe, untuk apa membuat hal yang serupa?" color="#45ada8"]“Konten bersifat religius mungkin akan mewarnai media sosial ke depannya,” tutur Renny memprediksi tren. Melihat banyaknya konten religi yang semakin marak dan viral, tidak heran bahwa jenis konten lokal seperti ini permintaannya akan meningkat. Dari sisi Wayan Ixora, ia menambahkan bahwa selanjutnya, pe-er para YouTuber/Influencer adalah untuk terus mengikuti tren media sosial.

“Jangan stuck di satu platform saja. Kita harus bergerak cepat,” jelasnya. Sepakat dengan kesimpulan yang didapat dari event yang diadakan oleh GetCRAFT tersebut, bahwa sebagai videografer, bisnis yang dijalankan saat ini sedang menghadapi demand tertingginya. Bagaimana kita, merangkai konten dengan baik? “Untuk terus berpikiran terbuka dan mempelajari industrinya,” tutup Agni Raraswulan.

Topics: Educating, Videography

Related articles