Cara Menentukan Harga Posting Bagi Influencer

Posted by Kalya Risangdaru on Jul 19, 2018 4:44:16 PM

“Saat ini, tidak hanya publisher yang bisa menjadi media. Semua orang dapat menjadi sebuah media lewat akun media sosial mereka, ” Syarief Hidayatullah, SVP Creative GetCraft

Menentukan harga posting sebagai influencer adalah sebuah hal yang menantang dan bahkan bisa membuat bingung para pelaku yang berada dalam industrinya. Karena semakin maraknya jumlah influencer yang aktif di media sosial dengan pertimbangan yang juga berbeda-beda, industri ini terbukti kian berkembang setiap tahunnya. Harga yang telah ditentukan oleh para influencer sendiri beragam sebab didasari oleh pertimbangannya masing-masing.

Pada tanggal 12 Juli lalu, GetCraft kembali mengadakan Indonesia Creative Meetup di EF, FX Sudirman dengan judul “Berapa sih standar harga posting gue sebagai influencer?” dengan mengundang tiga orang sebagai pembicara; Alexander Thian (@amrazing) hadir memberi insights dari sisi influencer, sedangkan Brama Danuwinata selaku Social Media Lead Grab ID hadir dari sisi brand. Dari sisi pengamat industri yang banyak memberikan insights data, Syarief Hidayatullah, SVP Creative dari GetCraft juga hadir sebagai panelis dalam acara tersebut.

Baca juga: Tips Sukses Influencer Menambah Followers di Media Sosial

Jadi, apa saja sih yang diperlukan seorang influencer untuk menetapkan harga posting-an mereka masing-masing? The Crafters akan membedahnya dari ketiga sisi; influencerbrand dan industri.

 

Influencer

Siapa sih yang tidak kenal dengan Alexander ThianInfluencer yang lebih suka disebut sebagai storygrapher ini memiliki lebih dari 250.000 followers aktif pada akun Instagram-nya. Alex selalu mementingkan konten dalam tiap sponsored content dan konten-kontennya di akunnya.

Soal penentuan harga posting-nya sebagai influencer, ia menegaskan betapa pentingnya kesadaran akan kualitas konten yang ia buat. Menurutnya, dengan menyadari kualitas tersebut, kita bisa menentukan harga awal dari konten yang akan dijual ke brand atau agency nantinya. Setelah itu, ia juga melakukan riset dari harga-harga lain yang ditawarkan oleh rekan-rekan sesama influencer-nya.

Engagement dan reach dari followers juga bisa jadi salah satu cara kamu menentukan rate-mu,” jelas Alex lebih lanjut. Fitur business profile pada akun Instagram sangat membantu para influencer dalam melihat engagement dan reach. Dengan formula yang diberikan Alex, kita bisa menyimpulkan bahwa kualitas konten yang dapat kita berikan, melakukan riset, melihat grafik engagement dan rate menjadi cara ampuh untuk menentukan tiap-tiap harga postingan sebagai influencer.

Selanjutnya, Alex juga tidak lelah mengingatkan para peserta yang hadir untuk terus membuka diri pada media sosial baru, selama itu cocok untuk mereka. “Riding the wave is not a bad thing after all,” jelasnya.

Brand

Hadir sebagai pembicara, Brama Danuwinata adalah seorang Social Media Lead dari brand GrabID banyak berdiskusi soal bekerja sama dengan para influencer. “Selain menentukan harga dengan baik, para influencer jangan sampai malas menulis konten,” jelasnya. Menurutnya, kekurangan dari beberapa influencer adalah kurangnya kerja sama dengan brand dalam menentukan konten. Padahal lucunya, inilah yang menjadi harapan brand; yaitu mendapatkan suara berbeda dalam penyampaian produk yang dijual dari brand itu sendiri.

Baca Juga: Tips Buat Social Media Influencer Pemula

“Kami juga akan lebih mengapresiasi influencer yang kritis dan enggak hanya posting doang,” tambahnya. Jadi, sebenarnya penentuan harga yang ditawarkan para influencer tidak terlalu menjadi pertimbangan dari sisi brand, hanya saja, untuk menjadi seorang influencer dapat dianggap profesional oleh brand, ia berkali-kali menegaskan untuk aktif dalam perangkaian konten.

 

Nah, jika bicara soal potensi menjadikan akun media sosial brand sebagai media, Brama menjelaskan bahwa, “Bukannya tidak mungkin nantinya sebuah brand bisa menjadi sebuah media sendiri. Tergantung brand itu arahnya mau ke mana, nantinya,” tutur Brama.

Industri

Syarief Hidayatullah hadir dengan membawa banyak data yang bisa membuat para peserta lebih mengerti tentang perkembangan industri influencer saat ini.

Menurut data dari GetCraft yang disampaikan Syarief, influencer marketing tumbuh sebanyak 22% dan mulai mengambil alih banyak bisnis dari publisher. Lebih lanjutnya, ia mengatakan bahwa pada tahun 2016, budget sponsored content yang diarahkan oleh klien GetCraft sebesar 14,4% pergi ke influencer dan 85,6% mengarah ke publisher.

Pada tahun 2017, total budget sponsored content semakin berubah. Syarief menyampaikan bahwa 36,6% budget mengarah ke influencer dan 63,4% dihabiskan ke publisher. Angka yang terus menerus meningkat ini menjadi sebuah pembuktian bahwa industri ini semakin digemari oleh para klien.

Pastikan bahwa kamu terdaftar dalam marketplace yang bisa membantumu menunjang karier sebagai influencer. Dengan demikian, kesempatan yang bermunculan setiap harinya tidak akan terlewat!

Topics: Educating, Influencer Marketing

Related articles