7 Langkah Mencari Klien untuk Para Freelancer

Posted by Andhini Puteri on Aug 14, 2017 10:31:31 AM

Profesi apa yang diyakini cukup fleksibel dan menyenangkan untuk dijalani? Yes, that would be a freelancer! Seorang freelancer atau pekerja lepas bekerja mengikuti passion-nya, mendapatkan upah, dan leluasa mengatur waktu kerjanya. Like a BAWWS!

Tentu saja, kenyamanan bekerja sebagai freelancer ini baru bisa terasa jika seseorang sudah melewati banyak fase dalam perjalanannya sebagai seorang freelancer, termasuk fase kekhawatiran tidak ada pemasukan, atau akibat penghasilan yang tidak tetap.

Jika Anda baru memulai, atau baru memutuskan berhenti dari pekerjaan tetap yang sudah ditekuni selama bertahun-tahun, dan masih di tahap mencari klien, jangan sampai salah langkah dan pemikiran. Anda mungkin telah merapikan portfolio, meng-update laman LinkedIn, atau bahkan membuat blog, dengan harapan calon klien segera mengetahui keberadaan Anda; tapi itu saja tidak cukup!

Ingat bahwa Anda harus "menjemput bola", jangan menunggu bola menggelinding sendiri ke arah Anda. Untuk itu, coba terapkan 10 tip yang diulas di bawah ini.

1. Cari koneksi sebanyak-banyaknya!

Kumpulkan kartu nama yang pernah didapatkan saat masih bekerja tetap, atau dari perkenalan dengan orang-orang baru belakangan ini. Rapikan ke dalam sebuah daftar, lalu kelompokkan berdasarkan bidang atau kategori industrinya.

Rajin-rajinlah juga datang ke berbagai meetup, atau jika belum punya koneksi sama sekali, hubungi teman-teman Anda untuk mengajak Anda sebagai +1 mereka di acara gathering kantornya.

2. Tentukan target market

Sebagai freelancer, Anda mestinya juga mengidentifikasi skill dan unique selling proposition (USP) yang dimiliki. Jika sudah, selanjutnya adalah mengidentifikasi klien-klien potensial, sesuai dengan expertise Anda; dan bukan hanya potensial, tapi juga calon klien ideal.

Saat bekerja tetap, Anda mungkin sesekali kesal dengan bos, yang akan tetap membayar gaji Anda tiap bulan, meskipun tingkah Anda bisa sangat mengesalkan. Tapi, bagaimana dengan klien? Mereka bisa saja menolak membayar Anda, kalau sampai membuat mereka jengkel.

Dengan mengidentifikasi klien potensial atau target market, Anda jadi lebih bisa mempersiapkan diri, mencari informasi, serta mendapatkan gambaran tentang bagaimana project bakal berjalan. Apakah yang biasanya dituntut sasaran klien? Apa yang perlu dilakukan untuk menghadapinya, dan bagaimana cara yang baik untuk berkomunikasi dengan mereka?

3. Kelola ekspektasi

Memang benar, mendapatkan brand besar untuk menghiasi halaman portfolio Anda sebagai freelancer bisa mendongkrak daya jual; tapi sebagai permulaan, sebaiknya Anda mengelola ekspektasi diri, karena hal itu tidak akan mudah.

Meski begitu, tetaplah gigih. Kirim email perkenalan, dan sampaikan tujuan Anda mengirimkan email tersebut. Pasti Anda akan menerima banyak penolakan, tapi siapa tahu ada satu yang positif. Kelola ekspektasi bahwa tidak banyak calon klien yang akan memberi respons positif, meski Anda sangat percaya diri dengan kemampuan Anda. Ingat, bukan Anda satu-satunya freelancer yang sedang mencari project untuk digarap!

4. Minta masukan dari freelancer yang sudah sukses

Saat mengincar klien potensial, coba cari tahu apakah sebelumnya brand itu pernah memakai freelancer; lalu cari tahu kontak freelancer tersebut. Hubungi mereka, minta insights seputar pekerjaan, dan bertemanlah dengan mereka.

Dengan begini, mereka akan mengingat Anda sebagai orang yang ingin belajar dari mereka, bukan pesaing, juga bukan orang yang meminta pekerjaan dari mereka.

5. Jangan hanya online, tapi juga offline

Ini merupakan tahap lanjutan dari poin pertama. Meski kini mudah untuk memasarkan diri secara online, kegiatan offline juga bisa punya dampak besar. Memasarkan diri secara offline (offline marketing) juga bisa mengasah kemampuan Anda membangun relasi secara langsung.

Bergabunglah atau bentuk komunitas terkait jasa Anda, buat event lokal melalui komunitas tersebut, dan bangun serta perkuat jejaring Anda di situ; jangan lupa juga untuk rajin datang ke berbagai event yang diadakan komunitas atau bahkan brand.[edgtf_blockquote show_mark="yes" text="Dengan mengidentifikasi klien potensial atau target market, Anda jadi lebih bisa mempersiapkan diri, mencari informasi, serta mendapatkan gambaran tentang bagaimana project bakal berjalan. Apakah yang biasanya dituntut sasaran klien? Apa yang perlu dilakukan untuk menghadapinya, dan bagaimana cara yang baik untuk berkomunikasi dengan mereka?" color="#45ada8"]

6. Menjaga hubungan dengan klien

Setelah mendapatkan klien, sangat penting juga untuk menjaga hubungan baik, agar mereka menjadi klien tetap, dan ujungnya ada project yang berkelanjutan. Hal ini sudah selangkah lebih mudah, jika Anda menerapkan poin ke-2 dengan benar; setidaknya, Anda sudah mempersiapkan diri, dan memperkirakan cara yang tepat untuk menghadapi dan berkomunikasi dengan mereka.

Lalu, saat menjalani project, cobalah untuk memahami betul keinginan dan kebutuhan mereka; jangan terburu-buru bilang "tidak bisa", usahakan untuk selalu memberikan opsi dan solusi lain yang cocok dengan Anda, juga tujuan yang diharapkan klien.

Selain juga mengelola ekspektasi diri, kita juga harus mengelola ekspektasi klien; jangan menjanjikan sesuatu yang tidak bisa atau sulit Anda deliver. Dan penting juga untuk tidak hanya berkomunikasi ketika project berjalan, tapi sesekali juga ajak mereka bersosialisasi; atau sekadar memberikan Thank You Notes di tiap akhir project.

7. Berikan akses pada koneksi personal Anda

Bangunlah hubungan yang baik berdasarkan kepercayaan. Memberikan akses ke koneksi pribadi Anda, akan menjadi hal yang sangat diapresiasi klien. Anda mungkin tahu kontak orang-orang yang bisa sangat membantu keberhasilan project; jika iya jangan ragu untuk berbagi dengan mereka. Hal itu bisa meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan mereka pada Anda.

Membaca 7 tip di atas mungkin hanya butuh waktu tiga menit, tapi pada praktiknya, Anda bakal membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk menjalankannya. Susah, butuh kerja keras, dan tentunya kesabaran yang luar biasa. Tapi, kalau Anda sudah yakin untuk menjalani usaha sendiri sebagai freelancer, Anda pasti tidak pikir dua kali untuk menjalankannya.

Topics: Educating, Photography, Videography, Visual Design, Writing

Related articles