Mencari Second Shooter yang Ideal untuk Foto Pernikahan
Bisakah Anda menebak porsi pengeluaran biaya terbesar dalam sebuah pesta pernikahan? Jika jawabnya sewa tempat resepsi atau makanan, tentu Anda tidak keliru. Tapi, dari hasil survei yang dilakukan belakangan ini di Amerika Serikat, setelah dua hal itu, elemen berikutnya yang makan porsi pengeluaran terbesar adalah fotografer pernikahan.
Dalam survei yang diadakan situs pernikahan The Knot kepada 13 ribu pasangan, biaya rata-rata yang harus dikeluarkan untuk fotografer pernikahan mencapai kisaran 2.700 dolar AS (atau sekitar 35 juta rupiah).
Dengan semakin tingginya honor (dan juga peran) fotografer pernikahan, maka hasil foto yang maksimal tentu menjadi harga mati. Maka tak jarang para fotografer juga berusaha mencari jalan agar sistem kerja yang ia tawarkan mumpuni untuk mendapatkan hasil terbaik.
Salah satu sistem kerja yang kini makin banyak dipertimbangkan, bahkan diterapkan, adalah menghadirkan fotografer pendamping (second shooter). Namun layaknya menemukan jodoh, menemukan pendamping tentu 'gampang-gampang-susah'. Karena, lewat tangan second shooter ini juga ada tanggung jawab yang tak kalah besar untuk menghasilkan foto-foto terbaik.
Kenapa perlu ada fotografer pendamping?
Keragaman stok
Ini tentu kebutuhan fisikal foto yang mendasar. Hadirnya fotografer pendamping memungkinkan kita mendapatkan stok angle maupun momen yang lebih banyak.
Hal ini biasanya diperlukan untuk momen-momen yang tidak bisa diulang dan diarahkan, misalnya pada momen ciuman pertama usai janji pernikahan, atau saat sungkem; yang jika ada fotografer pendamping memungkinkan kita menangkap lebih banyak ekspresi orang tua juga pengantinnya.
Keluwesan
Dengan mempunyai fotografer pendamping yang bisa dipercaya, fotografer utama dapat lebih luwes mengekplorasi foto seperti candid atau foto detail.
Tanpa adanya fotografer pendamping, fotografer utama akan seperti 'terikat' dengan jadwal, momen, juga obyek yang harus difoto; sehingga hasil foto menjadi 'standar'.
Kreativitas
Jika fotografer utama sudah sering melakukan foto pernikahan, maka bisa jadi ia akan mengalami 'rutinitas' pekerjaan sehingga mengurangi kreativitasnya.
Hadirnya fotografer pendamping dapat dijadikan teman diskusi untuk mendapatkan beragam ide segar dan spontan untuk foto-foto yang mengagumkan.
Jika Anda fotografer utama, hal yang perlu diperhatikan:
Kualitas
Selain mengetahui kemampuan standar yang dimiliki fotografer pendamping; seperti teknik, familier dengan peralatan fotografi profesional, kemampuan mengedit foto, hal lain yang juga tak kalah penting adalah pemahaman fotografer pendamping bahwa foto pernikahan memerlukan tingkat saling percaya dan tanggung jawab yang tinggi. Untuk itu carilah fotografer pendamping dengan tingkat kedewasaan yang baik, tenang, dan mempunyai passion yang tinggi dalam melakukan tugasnya.
Motif
Saat mencari fotografer pendamping, cari tahu motif utama dari sang fotografer; apakah untuk sekadar menambah pengalaman, menambah portofolio, atau memang sepenuhnya untuk kepentingan uang?
Ketiga alasan ini tentu sah-sah saja, namun dengan mengetahui motifnya, kita bisa membuat perjanjian kerja yang 'win-win solution', sehingga tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari. Pada fotografer yang ingin menambah portofolio misalnya, peraturan tentang izin penggunaan foto jangan sampai luput dibicarakan.
Ekspektasi
Meski Anda mungkin sudah bekerja dengan fotografer pendamping yang sama berulang kali, pastikan Anda tidak bosan-bosan untuk membicarakan ekspektasi yang diharapkan secara jelas; bahkan hingga detail teknis terkait acara pernikahan berlangsung.
Misalnya, di mana tepatnya posisi Anda dan si fotografer pendamping selama acara berlangsung, hingga teknik foto yang ingin diterapkan di segmen tertentu. Komunikasikan ekspektasi ini sehingga fotografer pendamping tahu persis tingkat kepuasan yang ingin dicapai fotografer utama.
Jika Anda second shooter, hal yang perlu diperhatikan:
Bersikap profesional
Ini merupakan sikap mendasar yang sering kali dianggap remeh, apalagi jika kita sudah akrab dengan fotografer utama. Sikap-sikap seperti datang awal sehingga bisa lebih mendapatkan brief yang lengkap, sinkronisasi kamera dengan fotografer utama, hingga menghafal urutan acara harus terus menjadi sikap dasar seorang fotografer pendamping.
Team player
Sebagai fotografer pendamping, seandal apa pun keahlian yang Anda miliki, Anda hanyalah bagian dari tim sang fotografer utama. Untuk itu, selayaknya Anda bersikap fleksibel dan mampu beradaptasi terhadap kebutuhan dan apa yang telah diinstruksikan fotografer utama.
Kreatif
Sebagai fotografer pendamping, Anda mungkin sudah ditetapkan untuk mengambil foto-foto tertentu. Namun bukan berarti juga menghilangkan kreativitas yang ada di dalam kepala. Misalnya, saat fotografer mengambil gambar dalam angle yang ketat (tight), maka cobalah mengambil sudut yang lebih lebar untuk variasi. Tentunya kreativitas ini jangan berlebihan, kecuali memang Anda disuruh melakukan hal itu oleh fotografer utama.
Topics: Educating