Menulis Lebih Cepat dan Efisien, Tapi Tetap Berkualitas

Posted by Cornila Desyana on Feb 26, 2017 3:39:59 PM

[edgtf_dropcaps type="normal" color="" background_color=""]B[/edgtf_dropcaps]uat seorang penulis, menyusun naskah tulisan tentu sudah jadi 'makanan' sehari-hari. Sebagai ilustrasi, kalau Anda adalah seorang penulis lepas yang tiap hari mesti membuat satu tulisan, dengan panjang masing-masing 500 kata, maka dalam lima hari kerja, ada sekitar 2.500 kata yang mesti Anda rangkai. Sebut saja, honor Anda per tulisan Rp100.000, maka dari pekerjaan itu Anda mendapatkan Rp500.000 per pekan.

Jika saja, Anda bisa menaikkan jumlah tulisan yang mampu digarap, sampai dua kali lipat; tentu hasil yang didapatkan juga meningkat. Persoalannya, bagaimana kita bisa meningkatkan jumlah itu, tanpa mesti mengorbankan kualitasnya?

Yang mesti dipahami dulu, menulis bukan hanya perkara merangkai kata, tapi juga banyak urusan lainnya; seperti memahami brief atau arahan, membangun ide, sampai melakukan riset.

Jadi, kalau Anda ingin meningkatkan kecepatan memproduksi tulisan, maka kemampuan Anda terkait sederet hal tadi juga mesti dikembangkan. Dengan begitu, Anda mungkin bisa menambah penghasilan Anda Rp500.000 sampai Rp1.000.000 lebih banyak dari biasanya, per pekan.

Kembangkan ide setiap saat, jangan hanya saat menulis

Dalam dunia kreatif seperti penulisan, membangun ide adalah proses penting yang selalu dilakukan sebelum memulai pekerjaan. Dari ide itu Anda mendapatkan gambaran tentang arah tulisan yang akan dibangun.

Masalahnya, kita sering merasa kalau kemunculan ide tidak bisa diprediksi. Kendala yang sering dihadapi penulis dalam hal ini misalnya, writer's block; yang akhirnya membuat proses pencarian ide makan waktu lebih lama dari penulisan artikel. Namun, ada masanya juga ide datang tiba-tiba, justru di saat Anda sedang tidak menulis.

Maka itu, salah satu strategi ampuh terkait pengembangan ide adalah melatih kreativitas Anda dengan membiasakan diri merancang ide, tidak hanya saat sedang menulis. Biasakan diri Anda untuk memunculkan 5-10 ide tulisan setiap hari. Hal ini akan mengasah kepekaan dan ketajaman imajinasi Anda untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan.

Jangan lupa, selalu catat ide yang terlintas, karena Anda tidak akan pernah tahu kapan ide itu akan benar-benar berguna. Dan jika saatnya tiba, Anda tak perlu banyak makan waktu, karena Anda sudah memiliki semacam bank of ideas.

Tentukan waktu khusus untuk melakukan riset

Riset merupakan kegiatan yang wajib dilakukan penulis untuk memahami materi yang digarapnya secara mendalam. Untuk memperoleh pemahaman itu, Anda mesti melakukan riset sebelum kerja penulisan yang sebenarnya. Kenapa? Agar saat penulisan Anda bisa fokus, dan tidak terjebak kegiatan multitasking, atau menulis sambil riset.

Sebab menurut Dr. David Meyer dalamThe Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance, tindakan multitasking membuat Anda mengalami penurunan konsentrasi. "Ketika melakukan multitasking, fokus otak akan berubah-ubah dan perlu waktu untuk proses pemahamannya," kata Meyer. "Dan tanpa disadari, produktivitas Anda akan menurun sekitar 40%."

Hal demikian tentu akan berdampak pada efisiensi Anda dalam bekerja memproduksi tulisan. Jika Anda pernah berada dalam situasi membuka belasan tab pada peramban di laptop Anda saat menulis, dan tidak terasa makan waktu 2-3 jam tanpa mengalami kemajuan berarti pada tulisan yang sedang disusun; maka Anda sudah merasakan dampaknya.

Membuat kerangka tulisan

Setelah ide menentukan arah, dan hasil riset menjadi bahan siap pakai, yang selanjutnya harus Anda siapkan adalah kerangka atau outline tulisan. Tentuan garis besar alur penulisan untuk menuangkan ide dan bahan ke dalam isi artikel. Misalnya, paragraf pertama membahas poin A; paragraf kedua tentang B; paragraf ketiga mengenai C; dan seterusnya, hingga paragraf penutup.

Kerangka yang jelas berfungsi menuntun Anda dalam penulisan artikel, sehingga Anda bisa menyusun tulisan lebih lancar, karena fokus pada alur yang sudah ditentukan. Kegiatan ini akan menghemat banyak waktu saat proses penulisan, karena membantu fokus Anda tidak terganggu dengan alur lain yang mungkin terpikir saat menyusun tulisan.

Gunakan kata yang sederhana, dan jangan menulis sambil mengedit

Tak sedikit penulis yang ingin menggunakan istilah, pilihan kata atau diksi yang rumit pada tulisannya. Padahal hal itu termasuk yang makan waktu dalam proses penulisan. Ketimbang sibuk mencari kata-kata yang terdengar sempurna, atau membuat Anda terlihat pintar, sebaiknya pakai saja diksi sederhana yang terlintas di pikiran.

Selain membuat proses penulisan jadi lebih efisien, penggunaan kata yang umum terlintas di pikiran biasanya lebih mudah dicerna pembaca, dan artikel pun jadi lebih enak dibaca.

Terkait pilihan kata ini juga, masalah lain pada proses penulisan adalah menggabungkan kerja penulisan dengan penyuntingan atau editing. Lagi-lagi, sama seperti soal riset di atas, membelah fokus di antara menulis dan mengedit berpotensi membuat konsentrasi dan produktivitas Anda merosot, hingga akhirnya memakan waktu produksi lebih lama.[edgtf_blockquote show_mark="yes" text="Selain membuat proses penulisan jadi lebih efisien, penggunaan kata yang umum terlintas di pikiran biasanya lebih mudah dicerna pembaca, dan artikel pun jadi lebih enak dibaca."]

Latihan mengetik cepat

Hal lain yang juga bisa membantu proses penulisan lebih efisien adalah kemampuan Anda mengetik dengan cepat. Jika Anda tidak mengingat posisi abjad pada keyboard komputer, bisa jadi sepanjang menulis, mata Anda kerap terpaku pada susunan tombol untuk memastikan Anda menekan abjad yang benar. Hal itu tentu berpengaruh terhadap kemampuan memproduksi kata per menit.

Untuk itu, sering-seringlah berlatih mengetik tanpa melihat keyboard, dan fokus mengarahkan pandangan ke layar komputer. Salah satu layanan yang juga bisa membantu Anda melatih kemampuan ini, misalnya Keyhero. Makin sering berlatih, kepiawaian Anda menulis cepat secara akurat pun bakal makin terasah.

Begitulah beberapa hal yang jika terus diasah akan membantu Anda lebih cepat menghasilkan sebuah karya tulis. Jangan lupa, pilih waktu yang menurut Anda paling produktif buat bekerja, dan hindari berbagai bentuk gangguan atau distraksi. Menyepi, dan mengabaikan smartphone sementara Anda sedang menulis biasanya cukup ampuh.

Selain itu, ingat bahwa Anda bukan robot. Tubuh dan pikiran Anda perlu istirahat agar bisa terus bekerja dengan baik. Rehat selama 10-15 menit di antara proses pengerjaan artikel cukup untuk menyegarkan diri. Jangan terlalu lama, karena bisa-bisa Anda sudah terlalu malas melanjutkan, atau terlepas dari momen untuk menuntaskan artikel yang sedang digarap. Selamat berlatih!

Topics: Educating, Writing

Related articles