Sounds From The Corner: Membuat Arsip Video Musik Untuk Masa Depan
Pertunjukan musik selalu menyisakan cerita indah bagi para penontonnya. Tak heran jika para penggemar seorang musisi atau band rela merogoh kantong mereka dalam-dalam demi bisa mendengar suara emas dari para musisi kesayangan mereka secara langsung. Tetapi sayang, kadang masalah harga juga bisa menjadi "tembok yang menyakitkan".
Untungnya, saat ini sudah banyak video konser musik yang bertebaran di media sosial, dan ini bisa menjadi obat bagi segala kekecewaan. Beruntung kalau bisa mendapatkan video musik dengan kualitas yang luar biasa seperti konser Coldplay yang bahkan difilm-kan tetapi kadang juga bisa menambah kekesalan karena ternyata video musik yang kita idamkan terpotong di tengah jalan atau rekamannya tidak karuan, apalagi jika kita tidak menemukan rekaman video yang ingin kita tonton. Dan hal ini kerap terjadi jika kita sedang mencari video pertunjukan musik dari para musisi Indonesia karena sudah bukan rahasia umum lagi kalau pengarsipan video musik di Indonesia masih minim.
Hal ini pula yang menjadi bahan obrolan antara saya dengan pelaku industri video musik di Indonesia, Dimas Wisnuwardono selaku pencetus Sounds From The Corner (SFTC), sebuah akun yang berupaya membuat arsip video pertunjukan musik di Indonesia dari para musisi era sekarang ini.
Baca Juga : David Tarigan : Merawat Irama Nusantara
Berawal dari keresahan
“Masalahnya di band Indonesia tuh jarang banget yang nyimpen arsip. Kayak waktu itu gue ngumpulin video buat pengenalan (band) God Bless. Terus gue minta (arsip ke) band-nya, nah band-nya kayak bingung. Bahkan untuk foto aja yang nyimpen fans-nya,” itulah keresahan awal yang diungkapkan Dimas.
Musik di Indonesia memang banyak yang memiliki kualitas yang tidak dapat disepelekan, tetapi amat disayangkan karena musik di Indonesia jarang dikenal. Arsipnya sulit ditemukan dan seakan hanya menjadi dongeng pengantar tidur dari para orangtua saja. “Kayak Guruh Soekarnoputra, maaf sekarang kan sudah jarang berkarya, mungkin orang-orang yang enggak melek sama musik lama bertanya ‘ini siapa sih Guruh, ini siapa sih Yockie’, enggak ada arsipnya gitu. Sayang banget sih, padahal musik zaman dulu bagus-bagus. Nah, itu yang gue takutin dari musik-musik sekarang. Enggak ada tuh arsipnya,” lanjutnya lagi.
Bukan hanya soal minimnya arsip, keresahan lain yang menjadi dasar pembuatan Sounds From The Corner karena ketika itu banyak musisi di Indonesia yang sedang berkembang dengan musik yang berkelas tetapi tidak diimbangi dengan video yang berkualitas. “Mungkin kalau video luar (negeri) banyak ya, tapi kalau video Indonesia tuh cuman pakai digicam atau hape gitu (direkamnya). Kok nggak puas ya (menontonnya),” ungkap Dimas.
Akan sangat disayangkan memang kalau sebenarnya generasi mendatang sudah tertarik untuk mencari tahu lebih jauh mengenai musik di Indonesia saat ini atau yang sudah lalu tetapi karena melihat kualitas video musik yang berantakan malah membuat mereka menjadi malas untuk melanjutkan. Akhirnya pengarsipan video itu sendiri mengalami hambatan.
Arsip musik untuk masa depan
Memang video musik yang dibuat oleh SFTC ini nantinya dapat dinikmati oleh siapa saja dari setiap generasi. Bukan hanya dari sisi konten saja yang diharapkan dapat melintasi waktu, tetapi mereka juga ingin agar para kreator music video terus bermunculan. Terbukti mereka membuat sebuah kelas untuk mengajarkan mereka yang memang tertarik untuk membuat sebuah video music performance memiliki kualitas yang sama bagus dengan mereka atau malah melampauinya.
"Yang baru berjalan sih, kita bikin kelas sekarang. Itu kita cuman ngajarin gimana caranya bikin video kayak SFTC." jelas Dimas.[edgtf_blockquote show_mark="yes" text="``Sayang banget sih, padahal musik zaman dulu bagus-bagus. Nah, itu yang gue takutin dari musik-musik sekarang. Enggak ada tuh arsipnya``" color="#45ada8"]Selain karya-karya videonya, mereka juga ingin agar musik Indonesia dapat terus berkembang dan band-band baru bisa mendapatkan apresiasi. Terbukti mereka memiliki rencana untuk membuat konten berjudul SCOUT sebagai ajang untuk mempromosikan para musisi muda dan baru dengan kualitas berkelas namun belum terditeksi menjadi dikenal oleh khalayak banyak, walau sayangnya hal ini belum kesampaian. "Kalau dalam scout ini kita pengennya ada 3 atau 4 band (per video). Tapi sampai sekarang belum dapat formulanya," ujar Dimas. Semoga saja konten ini bisa cepat terlaksana dan para penggemarnya dapat segera menikmatinya.
Bagi saya, video musik yang dibuat oleh Sounds From The Corner ini memang dapat menjadi arsip yang membanggakan di masa sekarang dan masa depan bagi dunia pertunjukkan musik di Indonesia. Bagaimana video yang dibuat dan musisi yang ditampilkan memiliki kualitas yang tidak asal-asalan. Hingga akhirnya cerita indah musik Indonesia di era sekarang ini dapat diwariskan ke generasi mendatang dan terus bergaung di setiap sudut kota untuk melawan zaman. Karena memang video musik dengan kualitas yang bagus akan terus dicari, disaksikan, diperbincangkan dan melintasi masa depan.
Baca Juga : Irfan Ramli, Bedah Profesi Sang Penulis Naskah
Sumber Gambar : soundsfromthecorner.com
Topics: Inspiring, Videographers