Roby Dwi Antono: Mempertajam Karya Lewat Teknik Digital dan Manual

Posted by Kalya Risangdaru on Aug 16, 2018 6:00:57 PM

Setiap saya berangkat ke acara-acara annual kesenian yang diadakan di Jakarta, dalam hati saya selalu punya sedikit banyak harapan untuk berpapasan dengan karya seniman muda yang sedang naik daun, Roby Dwi Antono. Seperti seniman pada umumnya, Roby yang sudah mulai berkarya sejak tahun 2011 ini telah banyak melewati proses perkembangan visual.

Bagi banyak orang yang menikmati karya Roby, karya-karya yang ia sajikan terkesan menghipnotis. Saya pun mengalaminya sendiri, di Art Jakarta tahun 2017 kemarin. Pada akun Instagram-nya, Roby sempat posting foto karyanya di kanvas-kanvas berbentuk bulat. Seri itu diberi judul Pantone olehnya. Seperti kebanyakan karyanya, sosok-sosok perempuan yang dilukis terkesan tenang dan hidup. Anehnya, tema-tema surealis yang dibawa Roby ke dalam karyanya terkesan sangat riil, berkat teknik seni rupa realis yang kuat.

Baca Juga: Annisa Rizkiana: Hidup dalam Dongeng Sambil Terus Berkarya

Tidak hanya terpatok dengan satu teknik saja, Roby hingga sekarang masih terus berkembang sebagai seniman visual. Terus mengendarai ombak, Roby yang pernah belajar desain grafis juga menajamkan kemampuan digitalnya. Seperti tidak pernah lelah mencoba dan menggali hal baru, saat ini Roby berhasil dikenal sebagai young wanted artist yang menguasai kedua teknik; digital dan manual.

Dunia rupa Roby

Roby sudah tertarik dengan dunia visual/rupa sejak ia masih kecil. Selalu bersemangat mengikuti lomba-lomba menggambar dan mewarnai seperti anak kecil pada umumnya, ia tidak pernah memenangkan satu pun piala juara pada saat itu. Jadi, berprofesi sebagai seniman untuk Roby sendiri tidak pernah ada di urutan cita-citanya saat kecil.

Barulah saat duduk di bangku SMK, Roby memutuskan untuk melanjutkan kembali ketertarikannya saat masih kecil, kali ini lewat pendidikan yang cukup serius. Setelah itu, Roby mulai pelan-pelan terjun ke dunia visual. “Dulu saya bekerja sebagai desainer grafis dan ilustrator di sebuah perusahaan buku tahunan sekolah. Saya mengerjakan tata letak halaman isi buku dan juga kadang membuat ilustrasi untuk sampulnya. Pekerjaan ini memaksa saya untuk terus mencari dan mengolah visual baru setiap harinya. Saya suka mengumpulkan dan menyimpan berbagai macam referensi visual yang saya temukan di laman maupun website yang mengulas tentang desain dan seni rupa,” ujar Roby.Setelah itu, baru Roby menyempatkan diri untuk membuat karya drawing yang kemudian sering ia unggah lewat akun Facebook. Konsisten berkarya selama satu tahun, Roby kemudian mendapatkan tawaran emas yang membuat ia pada akhirnya sadar akan passion-nya dalam dunia seni rupa.

Baca Juga: Rukmunal Hakim: Edukasi Dunia Ilustrasi Lewat Karya dan Podcast

“Pada tahun 2012, saya mendapatkan sebuah tawaran untuk berpameran di sebuah ruang kecil di Jogja, Tirana namanya. Kemudian saya ambil kesempatan tersebut dengan menampilkan 15 karya drawing dan 1 lukisan kanvas. Inilah pameran tunggal pertama saya, dengan judul ‘Imajinasi’,” ungkapnya.

Setelah pameran tunggal tersebut diadakan, ia baru mantap memutuskan untuk menjadi seorang perupa. Ia menjelaskan, bahwa pameran tersebut membuatnya merasa kalau berkarya rupa ia anggap sebagai wujud syukurnya karena ia diberi Tuhan sebuah kelebihan dalam menggambar. “Saya harus membayarnya dengan tidak menyia-nyiakan kelebihan yang saya dapatkan ini,” tambahnya.[edgtf_blockquote show_mark="yes" color="#333333" text="Sampai saat ini pun saya rasa teknik yang saya gunakan masih terus berkembang. Saya juga selalu penasaran dengan kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses pengkaryaan"]

Bicara karya digital dan manual

Sebagai perupa, Roby tidak pernah hanya fokus ke teknik manual atau pun digital. Dengan ulet, ia terus menerus mengembangkan karyanya di media-media yang berbeda. Karya digital Roby dikenal dengan commission yang sering ia lakukan. Ia mengaku pernah menerima dan menggarap beberapa macam proyek commission digital.

Album musik, sampul majalah atau novel, visual untuk keperluan merchandise, undangan, kemasan, dan poster. Untuk syarat dari commission yang diterima Roby sendiri, ia tetap idealis. Ia menjelaskan kepada Crafters bahwa ia akan menerima commission ketika klien tersebut benar-benar tahu dan suka oleh karakter yang biasa dibuat olehnya. Selain itu, project tersebut harus menarik untuk pengembangan individu Roby sendiri sebagai seniman rupa.

Seperti project dengan pihak kedua pada umumnya, Roby mengaku masih menghadapi kesulitan yang umum dihadapi para pekerja kreatif lainnya. “Hal tersulit bagi saya adalah menyelaraskan keinginan klien dan idealisme saya. Biasanya, untuk proses penggarapannya sendiri saya selalu membuat sketsa terlebih dahulu untuk dipresentasikan ke klien. Jika sketsa sudah disepakati maka tahap selanjutnya adalah pewarnaan digital,” ungkap Roby.

Tidak hanya karya commission saja yang dibuat Roby secara digital. Ia juga membuat karya-karya personalnya lewat digital.Menurutnya, semua penggarapan digital yang ia lakukan memang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan karya-karya manualnya seperti cat minyak di atas kanvas.

Untuk karya manual sendiri, Roby menjawab lebih mantap kalau ia jarang berhadapan dengan kesulitan dalam prosesnya berkarya. “Saya anggap tidak mengalami kesulitan untuk proses pembuatan karya manual karena setiap berkarya saya selalu mencoba teknik-teknik baru yang kadang spontan. Dan mungkin, karena memang pada dasarnya saya sudah suka dari awal dengan berkesenian. Jadi ya, nikmat-nikmat aja. Sampai saat ini pun saya rasa teknik yang saya gunakan masih terus berkembang. Saya juga selalu penasaran dengan kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses pengkaryaan,” tegas Roby yang nge-fans dengan Yoshitomo Nara dan Mark Ryden ini.

Pada akhirnya, Roby saat ini bercita-cita untuk bisa terus berkesenian sampai tua nanti. Bagaimana tidak, ia yang saat ini memiliki karya yang telah diapresiasi banyak orang dari negeri sendiri hingga mancanegara sudah punya rencana untuk konsisten melukis dan memamerkannya di pameran-pameran besar. Walaupun idealismenya kuat sebagai seniman perupa, pembelajaran yang bisa kita angkat adalah bahwa Roby tidak pernah memilih-milih teknik dalam penggarapan karyanya. Jika kamu adalah seseorang yang tertarik dalam dunia visual atau rupa, digital dan manual adalah dua teknik yang bisa kamu pelajari untuk terus mengasah kemampuanmu. “Jalan terus!” kata Roby jika kamu ingin menggeluti dunia rupa secara maksimal.

Topics: Inspiring, Visual Designers

Related articles