Marchella FP: Membawa Generasi 90an Menembus Era Digital

Posted by Kalya Risangdaru on May 22, 2018 12:05:56 PM

“Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia.” -Buya Hamka

 

Jika Anda mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Marchella FP, Anda akan banyak menemukan rencana kebahagiaan versinya. Atau setidaknya, gagasan-gagasan kebahagiaan yang ia coba bangun dari tahun 2012 hingga sekarang. Marchella percaya--selayaknya ia percaya dengan Buya Hamka, sosok penulis favoritnya, bahwa kebahagiaan itu seharusnya sederhana. “Suatu saat nanti, kalau aku sudah enggak di bumi, aku ingin meninggalkan buah pikirku. Seperti juga yang ditulis oleh beliau,” jelasnya di awal wawancara dengan The Crafters.

Baca juga: Irfan Ramli, Bedah Profesi Sang Penulis Naskah

Dari keinginan untuk memperkenalkan kebahagiaan yang sederhana itulah, pada awal tahun ini, sebuah company akhirnya lahir dari buah kerja keras Marchella selama enam tahun. Bernama PT. Kebahagiaan Itu Sederhana--tentu saja--atau yang lebih banyak dikenal dengan nama “Generasi 90an”.

Dari buku menjadi komunitas

Bermula pada tahun 2012, Generasi 90an merupakan sebuah tugas akhir dari Marchella yang saat itu tengah mengambil jurusan Desain Komunikasi dan Visual di Universitas Bina Nusantara. “IP aku saat itu cuma 1,8, aku bukan mahasiswi yang menonjol. Jadi aku pikir, untuk tugas akhirku, aku kepengen menantang diriku,” kata Marchella. Dari ketiga konsep tugas akhir yang ia tawarkan ke dosen pembimbingnya, akhirnya yang terpilih adalah konsep keduanya yaitu Generasi 90an: sebuah pengarsipan pop-culture dari Generasi Y dalam bentuk ilustrasi yang informatif dan menyenangkan untuk dibaca.

Untuk membuat datanya valid, Marchella memutuskan untuk membuat sebuah akun di Twitter dengan topeng anonymus (tidak bernama). Melalui akun media sosial itu, ia banyak melontarkan pertanyaan, berdiskusi, dan berhasil mendapatkan data yang cukup aktual untuk tugas akhir yang sedang ia garap. Ternyata, responnya di luar dugaan. Dengan harapan awal untuk mempunyai 100 pengikut di akun tersebut, ia malah mendapatkan 9.000 pengikut yang nantinya akan berperan besar dalam penerbitan buku pertamanya.Mengapa memilih pengarsipan kultur pop tahun '90-an? Marchella menjawab bahwa saat itu, dosen yang membimbingnya berkata “Suatu hari nanti, buku ini bisa jadi buku sejarah yang menyenangkan, lho.” Berawal dari ide yang muncul dari perbincangan dan jokes sehari-hari dengan teman-temannya memicu dirinya untuk berkeinginan mengarsipkan budaya-budaya pop untuk para generasi Y. Buku pertama Generasi 90an diterbitkan pertama kali pada tahun 2013, lewat usaha keras Marchella dalam penggarapannya. Dalam kurun waktu satu setengah bulan, buku ini sukses naik cetak tiga kali.

Setelah itu, yang muncul adalah sebuah kejutan yang menyenangkan. Yaitu komunitas besar yang terbentuk dari buku Generasi 90an. Di luar dugaan, para pembaca dan penikmat buku Marchella membuat komunitas solid, yang lalu memancing kreativitas Marchella untuk memperluas bisnis kreatifnya sembari me-maintain komunitas yang lahir dari buku itu. “Setelah itu, Generasi 90an berkembang menjadi konten, event dan lain-lain. Pada akhirnya, lahirlah sebuah company di awal tahun ini setelah beberapa tahun naik-turun dalam bisnisnya,” jelas Marchella.

Generasi 90an dan bisnis kreatif yang berkembang

Mulanya, Generasi 90an sendiri bertransformasi menjadi sebuah media, komunitas, dan content creator. Namun, seiring berjalannya waktu, Marchella sebagai pendirinya mengaku bahwa ia selalu berusaha mengembangkan bisnisnya tanpa perlu me-monotize Generasi 90an itu sendiri. “Aku saat itu idealis karena merasa Generasi 90an adalah anak pertamaku. Karena reaksi yang muncul sangat besar, aku merasa setidaknya aku harus memperluas ide-ideku,” katanya.

Sebuah akun Instagram bernama proudtopostit adalah salah satu cara Marchella memperluas bisnisnya. Akun ini menjual berbagai official merchandise Generasi 90an yang didesain olehnya dan timnya. Dari situ, Marchella mengaku bahwa ia mampu mendapatkan keuntungan dari salah satu pengembangan bisnisnya ini.

Selain itu, dengan jumlah komunitas yang tercatat sangat besar, Marchella juga menganggap bahwa bagaimanapun, bisnisnya tidak akan berjalan jika ia tidak menjaga komunitas-komunitas tersebut dengan baik. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat sebuah acara yang bernama “Main ke G90 Playground”. Acara tersebut dirangkai Marchella untuk membantu menghadapi permasalahan-permasalahan yang banyak dihadapi oleh Generasi Y di masa sekarang: quarter life crisis. Mengundang beberapa orang sebagai pembicara, event yang terisi dengan banyak waktu untuk sharing ini dimaksudkannya sebagai salah satu wadah untuk menjaga solidaritas dari komunitas yang telah terbentuk.

Baca juga: William Utomo: Bisnis Media Harus Fokus dan Konsisten

“Kalau bicara komunitas, sejujurnya masih banyak kurangnya banget dan masih banyak yang bisa dimaksimalkan. Kalau yang paling berjalan sekarang Generasi 90an as a brand, selain bikin konten digital, kita juga membuat campaign, kolaborasi antar brand, membuat event rutin yang kami adakan dengan berkolaborasi dengan ISMAYA bernama 'Festival Mesin Waktu'. Lalu ada juga yang namanya 'Tamasya Mesin Waktu', dan biasanya kita berkolaborasi dengan mal atau tempat-tempat seperti taman bermain, selain itu kita juga punya event sebuah workshop tentang quarter life crisis. Secara digital kita juga beriklan dan membuat campaign. Proudtopostit itu sendiri juga ada event-nya kan, kemarin kita buat sebuah pop up market di Grand Indonesia,” ujar Marchella, yang saat ini sedang menggarap buku ketiganya dari sebuah proyek pribadinya berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”.

Sebuah pesan

Marchella mendeskripsikan Generasi 90an (sebagai komunitas) adalah sebuah jembatan teman-teman generasi Y untuk menjalin networking. Tapi, untuknya sendiri, misinya masih jauh dari apa yang ia impikan.

“Aku kepengen membuat museum, tapi yang sedang di-develop itu adalah museum digital. Menurutku, data pop culture di masa lalu itu berguna untuk membuat hal baru nantinya. Karena itulah kami membuat ini, untuk membuat sebuah aplikasi pengarsipan pop culture di Indonesia, dari seluruh generasi nantinya. Generasi 90an ini kan masih indie, ya. Karena kami belum pakai investor dan semacamnya.” tutur Marchella saat ditanyakan mengenai Generasi 90an ke depannya.

Ia juga ingin terus mengingatkan bahwa dasar dari segala sesuatu yang telah dibuatnya adalah kesederhanaan dalam mencari sebuah kebahagiaan. Adalah sebuah pesan, untuk anaknya nanti, bahwa kebahagiaan itu beragam bentuknya. Dan pada generasinya, Marchella mendapatkan kebahagiaan dari hal-hal kecil yang pernah ada pada masanya.

“Aku mau kasih tahu anakku nanti bahwa ada lho hal-hal sederhana yang bisa disyukuri. Aku takut itu hilang. Sebenernya sederhana, pesan yang mau aku sampaikan, dan jejak apa yang mau aku bawa dari hari ini,” ujarnya mengakhiri perbincangan.

Mungkin, menyatakan kebahagiaan untuk orang lain, seperti yang disampaikan Buya Hamka di awal tulisan ini, adalah misi terbesar seorang Marchella FP pada akhirnya.

Topics: Empowering, Insights

Related articles